Categories
Artikel

MENGENAL MARKETING MIX “4C”

indonesiaspicingtheworld.com. Saat McCarthy (1964) mengembangkan konsep marketing mix “4P”, niatnya agar marketing dapat dilakukan secara praktis. Memang kesederhanaan pendekatan 4P membuatnya cepat populer.

 

Namun, kenyataannya pendekatan 4P ini terlalu sederhana sehingga menimbulkan berbagai kritik. Misalnya,  Booms dan Bitner (1980) mengungkapakan 4P kurang pas untuk pemasaran pada sektor jasa dan layanan. Jadi mereka menambahkan 3P, yakni:  participants, physical evidence & process yang lebih dikenal dengan 7P.

 

Judd (1987) merekomendasikan penambahan mengusulkan “people, menjadi 5P. Sedangkan Kotler (1986) menambahkan “political power &  public opinion.  Lebih lanjut, Goldsmith (1999) menyampaikan marketing mix seharusnya 8P yaitu product, price, place, promotion, participants, physical evidence, process and personalization. Bahkan, Baumgartner (1991) merekomendasikan marketing mix terdiri dari 15P.

 

Kritik yang paling keras disampaikan Bob Lauterborn (1990) yang menyebutkan konsep 4P mengandung kelemahan sejak awal. Oleh sebab itu, Lauterborn menawarkan konsep marketing mix yang lebih tepat, yakni: 4C

 

Forget product. Study Consumer wants and needs.

Forget price. Understand the consumer’s cost to satisfy that want or need.

Forget place. Think convenience to buy.

Forget promotion. The word is communication.

All good advertising creates a dialogue

 

Ini saatnya untuk melupakan produk, harga, tempat dan promosi.

Mulailah dengan mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen.

Pahami biaya konsumen untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Pikirkan kenyamanan konsumen saat membeli.

Kata adalah komunikasi. Iklan yang baik menciptakan percakapan.

 

Lebih lanjut, Pak Bi dalam “Kitab Bisa Bikin Brand” menyebutkan 4C merupakan bentuk dari marketing 2.0 yang fokus pada customer atau pelanggan. Pendekatan marketing ini tidak lagi jualan produk, tapi kesukaan, habit, dan ritual pelanggan.

 

 

Pelaku UKM yang ingin menerapkan marketing 2.0 mesti paham betul perilaku dan kebiasaan konsumen. Jadi, bagi pelaku UKM yang tertarik untuk belajar memahami perilaku konsumen untuk membangun bisnis yang profitable dan sustainable.

Yuk, gabung  di workshop “Paham Perilaku Pembeli” tanggal 6-7 Nopember 2023.

 

Lebih lanjut, untuk mendapatkan inspirasi dan insight membangun bisnis yang sustainable dan profitable bisa langsung ke website subiakto.comindonesiaspicingtheworld.com dan rumahukm.com  serta  subscribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official.

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Produk Lokal Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

 

 

Penulis: JF Sebayang

@jfsebayang