indonesiaspicingtheworld.com Saat sedang memerlukan sesuatu, pernahkah kamu teringat satu brand yang langsung terlintas di kepala? Misalnya, saat haus, ingat Aqua. Saat lapar tengah malam, ingat Indomie. Nah, inilah yang disebut top of mind brand—brand yang otomatis terlintas pertama kali saat konsumen membutuhkan sesuatu. Pak Bi @subiakto selalu berkata, “brand yang nggak diingat ya nggak akan dipilih!” Di sini jelas berarti bahwa jika kamu ingin memenangkan pasar, brand-mu harus menjadi nomor satu. Atau jika tidak nomor satu, brand-mu stand-out dengan keunikannya.
Jadi yang Nomor Satu: First Mover Advantage
Brand yang pertama kali muncul di kategori tertentu punya keunggulan besar. Aqua, misalnya, tidak cuma dikenal, tapi juga dipercaya sebagai standar kualitas air mineral. Kenapa? Karena Aqua yang pertama kali membentuk kategori ini di benak konsumen. Pak Bi selalu berkata bahwa saat kamu bisa jadi yang pertama, kamu bisa punya “hak paten” di pikiran konsumen. Setelah itu, brand lain cuma bisa jadi “alternatif”.
Tidak Jadi yang Pertama? Jadilah Berbeda!
Tidak bisa jadi yang pertama? Tenang, masih ada cara lain: jadi yang paling unik dan beda. Contohnya, Teh Pucuk Harum masuk pasar setelah Teh Botol Sosro yang sudah lebih dahulu eksis. Tapi, mereka menang dengan diferensiasi rasa yang lebih manis dan segar. Pak Bi selalu menekankan, brand yang berbeda itu lebih diingat daripada yang cuma ikut-ikutan. Konsumen tidak akan ingat brand yang “biasa saja”, tapi mereka akan selalu ingat dengan brand yang punya sesuatu yang spesial.
Konsistensi: Rahasia Melekat di Kepala Konsumen
Tidak cukup hanya jadi yang pertama atau beda, brand juga harus konsisten dalam komunikasi dan image-nya. Indomie, misalnya, sejak dulu selalu menonjolkan kelezatan dan kenyamanan, tak heran jadi pilihan utama mie instan. Ketika brand sering berganti pesan, konsumen akan bingung dan lupa. Pak Bi selalu mengingatkan bahwa brand yang kuat itu yang bisa mempertahankan posisinya dalam waktu lama.
Membangun Koneksi Emosional, Bukan Sekadar Jualan
Brand yang benar-benar melekat di hati konsumen bukan hanya bicara soal produk, tapi juga membangun cerita dan emosi. Gojek, misalnya, bukan hanya sekedar aplikasi transportasi, tetapi juga punya cerita tentang bagaimana mereka membantu driver dan UMKM. Ini disebut sebagai brand soul, jiwa dari brand yang membuat konsumen merasa terkoneksi secara emosional.
Ingin brand-mu jadi top of mind di benak konsumen? Jadilah yang pertama, atau jadilah beda! Bagaimana caranya? Workshop BBB di 22 – 23 April ini akan memberikan banyak wawasan baru tentang branding, langsung di bawah didikan Pak Bi. Pelajari langsung dari ahlinya, temukan apa yang bisnismu butuhkan, dan jadikan brand-mu pilihan utama di tengah kompetisi sengit saat ini.
Penulis: Nungki Mayangwangi