indonesiaspicingtheworld.com Branding kini bukan lagi sekedar logo, tagline, atau iklan populer di televisi. Seiring perkembangan zaman, cara sebuah brand membangun identitas dan berkomunikasi dengan audiensnya telah berubah drastis. Jika dulu branding lebih berfokus pada visual dan promosi satu arah, kini branding lebih dinamis, interaktif, dan berpusat pada pengalaman konsumen. Pak Bi @subiakto selalu menekankan bahwa branding adalah tentang bagaimana sebuah brand menciptakan hubungan emosional dengan konsumennya, dan cara melakukannya terus berkembang.
Branding Dahulu: Fokus pada Produk dan Iklan Konvensional
Dulu, branding lebih berpusat pada produk itu sendiri. Brand yang kuat adalah yang memiliki iklan besar di televisi, radio, atau media cetak. Promosi dilakukan secara satu arah, dengan harapan konsumen akan langsung percaya dan membeli produk. Pak Bi selalu menekankan pentingnya brand awareness, dan pada masa itu, cara terbaik untuk membangun awareness adalah melalui kampanye iklan besar-besaran.
Branding Sekarang: Berpusat pada Pengalaman dan Interaksi
Saat ini, branding bukan hanya tentang produk, tetapi juga tentang pengalaman yang diberikan kepada konsumen. Era digital memungkinkan brand untuk berinteraksi langsung dengan audiensnya melalui media sosial, komunitas, dan user-generated content. Konsumen kini ingin merasa menjadi bagian dari brand, bukan sekadar pembeli. Pak Bi menyebutnya sebagai “brand engagement”—sebuah hubungan yang harus terus dibangun dan dijaga.
Dari “Menjual Produk” ke “Membangun Cerita”
Jika dulu branding hanya berfokus pada menjual keunggulan produk, sekarang storytelling menjadi kunci sukses sebuah brand. Konsumen ingin tahu kisah di balik produk yang mereka beli—mulai dari nilai, misi, hingga bagaimana produk itu dapat memberikan dampak dalam kehidupan mereka. Pak Bi selalu menekankan bahwa brand yang kuat adalah brand yang memiliki “jiwa” dan bisa menyentuh hati konsumennya.
Dari “Sekali Jadi” ke “Selalu Beradaptasi”
Dulu, sebuah brand cukup membangun identitas sekali dan mempertahankannya dalam waktu lama. Sekarang, dengan tren yang terus berubah, brand harus terus beradaptasi. Rebranding, inovasi produk, dan strategi komunikasi yang fleksibel menjadi kunci utama dalam menjaga relevansi brand. Pak Bi percaya bahwa brand yang tidak mampu beradaptasi akan kehilangan tempat di hati konsumennya.
Dari “Konsumen Pasif” ke “Komunitas Loyal”
Dulu, konsumen hanya menerima informasi dari brand tanpa banyak berpartisipasi. Sekarang, konsumen justru menjadi bagian dari branding itu sendiri. Mereka tidak hanya membeli, tetapi juga merekomendasikan, membuat konten, dan bahkan membela brand favorit mereka. Pak Bi menekankan bahwa branding saat ini bukan hanya tentang “selling” tetapi tentang “building relationships.”
Branding terus berkembang, dan untuk tetap relevan, kita perlu memahami bagaimana membangun brand di era digital seperti saat ini. Pak Bi lewat Workshop BBB akan mengupas semuanya untuk kamu yang ingin bisnisnya level-up. Kami tunggu kedatanganmu di 22 – 23 April ini!
Penulis: Nungki Mayangwangi