Platform Web 2.0 menghasilkan berbagai aplikasi seperti web-based communities, hosted services, web applications, social-networking sites, video-sharing sites, wikis, dan blog yang memudahkan tiap orang untuk membuat dan berbagi konten. Kondisi ini membuat terjadi pergeseran pengetahuan dan pengaruh dari pemasar ke konsumen (Kozinets, 1999). Saat ini, konsumen menciptakan konten berupa foto, video, ulasan produk, dan pertanyaan di situs web perusahaan yang mempengaruhi dan menciptakan pengalaman berbelanja (Hayes, 2015). Dan menariknya, “Product Reviews” merupakan User Generated Content yang paling bermakna (Hayes, 2015).
Studi yang dilakukan Walther (1995) mengungkapkan awalnya seorang konsumen hanya ‘menelusuri’ sumber informasi, ‘mengintai’ (membaca, tetapi tidak menulis) untuk belajar tentang produk yang mereka minati. Misalnya, konsumen yang ingin membeli smartphone mungkin hanya mengunjungi situs resmi pabrikan smartphone yang mereka inginkan. Lebih lanjut, Heinonen (2011) menyebutkan konsumen sebelum berinteraksi atau berpartisipasi dengan konten ataupun antar sesama konsumen, mereka akan mengkonsumsi konten orang lain (membaca atau menonton) terlebih dahulu. Oleh sebab itu, pemilik Brand harus mampu membuat konten yang bisa menggerakkan audiens untuk terlibat dan berinteraksi dengan konten. “Brand storytelling isn’t about creating marketing campaigns but building tribes and inspiring movements (Walter & Gioglio 2019).
Oleh sebab itu, David Aaker (2018) menyebutkan ada beberapa cara untuk bercerita dan berbicara dengan pelanggan mereka, antara lain dengan pendekatan: Strategic Brand-Story dan Tactical Brand-Story. Aaker mengemukakan strategic brand-story berupa berbagai kisah yang menceritakan visi hubungan pelanggan, nilai-nilai organisasi. Sedangkan tactical brand-story berupa cerita yang dirancang mencapai tujuan komunikasi jangka pendek organisasi melalui iklan, video promosi merek, situs web, dan sarana komunikasi lainnya. Tactical brand-story yang umum dikisahkan berkaitan dengan brand value (Aaker, 2018).
Bagi pemiliki Brand yang belum memiliki brand value untuk diceritakan, maka ini saatnya untuk menciptakan brand value melalui 15 langkah Magnet Branding. Pemilik Brand akan melalui beberapa tahapan sebelum menemukan value yang tepat, yakni menggali product insight, memilih market category dan kompetitor dan kemudian mengeksplorasi dan menentukan DNA-core value-add value dan brand Positioning.
Bagi pelaku usaha yang tertarik menciptakan brand value, segera daftarkan diri anda di Workshop “Magnet Branding” yang akan dilaksanakan 28-30 November 2022
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Made in Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silakan subcribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto.Official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.
Penulis: JF Sebayang