Categories
Artikel

BAGAIMANA CARA BRAND AGAR TETAP RELEVAN HINGGA KE GENERASI BERIKUTNYA?

Sebagai praktisi branding dengan pengalaman kurang lebih 50 tahun, Pak Bi sangat memahami perubahan cara branding karena sudah mengalami setidaknya lima kali pergantian generasi marketing setiap 10 tahun sekali.

Apabila Anda merupakan alumni workshop offline Bisa Bikin Brand, workshop Online Branding Marketing Selling (BMS), Magnet Branding, dan Brand Disruption, Anda pasti memahami perubahan pasar dan karakternya.

Sejak 50 tahun lalu, pasar terkonsentrasi pada usia 15, 25, dan 35 tahun, dengan total Gen Y (millennial) dan Gen Z di rentang usia 15-39 tahun mencapai 144.310.000 jiwa atau 53,81 persen dari total populasi lebih dari 250 juta jiwa. Data didapat dari Januari 2021 dengan sumber pengklasifikasian dari Analysis of Census Bureau Population Estimates oleh William H. Frey (25 Juni 2020).

Data pengguna internet di Indonesia tahun 2021 juga menunjukkan pengguna berusia 15-25-35 tahun adalah pengguna tertinggi — searah dengan ciri yang mencolok di era Marketing 4.0 yaitu penggunaan media sosial yang tinggi.

Pak Bi memahami adanya perbedaan perilaku antara Gen X dan millennial terhadap brand. Kalau Gen X biasanya memilih brand yang sudah established atau mapan, Gen Y dan gen Z cenderung memilih brand artisan yang belum tentu bertahan 10 tahun yang akan datang. Kehidupan kedua generasi yang lebih muda ini terpusat di handphone, atau Pak Bi menyebutnya dunia mereka “selebar layar 5 inci.”

Maka, tidak mengherankan kalau brand yang tidak dibicarakan atau viral di layar 5 inci tidak akan, atau jarang, dibeli oleh kelompok usia tersebut. Pembelian yang dilakukan oleh millennial dan Gen Z ini lebih banyak ditentukan oleh rekomendasi orang terdekat yang menjadi bagian dari Tribes, atau sekelompok orang yang dengan sukarela merekomendasikan produk dari sebuah brand. 

Namun, bukan berarti sukses brand masa lalu tidak lagi relevan dengan zaman sekarang. Contohnya, beberapa brand yang sukses Pak Bi garap sejak 30 tahun lalu seperti Indomie, Kopiko, Extra Joss, McDonald’s, Paspor BCA, Teh Botol, dan Torabika masih dikonsumsi oleh millennial dan Gen Z sampai sekarang. Kekuatan Brand DNA pada brand-brand tersebut membuat produknya tetap relevan meskipun banyak perubahan yang terjadi seiring dengan perkembangan zaman.

Kalau Anda penasaran dengan cara menentukan Brand DNA, maka jangan lewatkan Workshop Online 15 Langkah Magnet Branding pada 28 November hingga 30 November 2022, pukul 19.00 hingga 22.00 WIB.

Selama tiga jam pada setiap harinya, Workshop Online Magnet Branding akan membedah brand Anda masing-masing ke dalam 15 Langkah Magnet Branding, yang kalau kata Pak Bi akan mengubah total persepsi Anda tentang branding. 

Kalau sudah mengikuti workshop 15 Langkah Magnet Branding, Anda bisa mendaftar ke workshop khusus alumni yaitu Brand Disruption. Workshop offline ini akan diadakan di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place pada 20 Desember 2022, di mana ilmu tertinggi yang Pak Bi bagikan kepada para alumni hanya terdapat di workshop ini.

Pendaftaran kedua workshop ini bisa dilakukan melalui link yang terdapat di bio Instagram @Subiakto atau klik di sini, atau Anda juga bisa menghubungi admin Kasim melalui WhatsApp di 085223944575.

 

Penulis: Nadia VH

@nadiavetta