“Branding is described as A Process of Expressing Core Values through
The Use of Persuasive Stories” (Salzer-Mörling & Strannegård, 2004)
Bagaimana mendapatkan cuan lewat value?
Caranya dapat melalui dua rute.
Pertama, rute value added. Produk sudah ada, mirip dengan produk pesaing. Jadi ditambahkan value, biar berbeda
Kedua, rute value creation. Bermula dari value, kemudian baru dibuat produknya.
(penjelasan lengkap tentang add value dan value creation bisa dibaca di Kitab “Bisa Bikin Brand”).
Namun, apa pun pilihan rutenya melalui value added ataupun value creation, value yang dibuat mesti diaktivasi agar masuk ke benak konsumen.
Cara simple untuk memasukkan value ke benak konsumen dengan menggunakan storytelling. Studi yang dilakukan Lundqvist, et al (2013) menemukan bercerita merupakan cara yang efektif untuk mengkomunikasikan nilai-nilai brand kepada konsumen.
Storytelling paling ampuh untuk membangun hubungan dengan pelanggan, karena menciptakan brand engagement, brand attachment, dan brand affinity (Moin, 2020).
Selain itu, studi yang dilakukan Zak dan Barraza memperlihatkan cerita yang dramatis memicu peningkatan kortisol dan oksitosin. Temuan ini mengungkapkan hormon oksitosin dan kortisol mampu menggerakkan audiens untuk bertindak, misalnya memberikan sumbangan donasi atau membeli produk.
Oleh sebab itu, Pak Bi menyampaikan storytelling butuh konten yang kuat untuk menggiring opini pembacanya tetapi jangan dilupakan cara bertuturnya.
Lebih lanjut, untuk mendapatkan inspirasi dan insight membangun bisnis yang sustainable dan profitable bisa langsung ke website subiakto.com, indonesiaspicingtheworld.com dan rumahukm.com serta subscribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official.
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Produk Lokal Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Penulis: JF Sebayang