indonesiaspicingtheworld.com. Seringkali muncul pertanyaan, apakah penerapan marketing 1.0 hingga marketing 4.0 harus dilakukan secara berurutan atau bisa langsung ke marketing 4.0?
Pak Bi dalam pengantar Kitab “Bisa Bikin Brand”, menyampaikan
“Pasar terus berubah. Perubahan itu tidak menunggu bisnis kita.
Kitalah yang harus bergerak menyesuaikan diri.”
Jadi, kita harus memahami konsep “marketing 1.0” hingga “marketing 4.0” dari cara pandang perubahan pasar dan kemampuan kita untuk menyesuaikan diri.
Hal ini sejalan dengan pernyataan D’Aveni (1994), saat pelaku usaha saling bersaing menawarkan keunggulan kompetitif membuat siklus hidup produk semakin pendek. Produk dengan cepat ditiru pesaing, bahkan pesaing dapat menciptakan produk yang mampu menggantikan (subtitusi) produk yang ada saat ini.
Oleh sebab itu, pelaku usaha harus bergerak secara dinamis dengan menerapkan strategi keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Umumnya, siklus produk berlangsung hingga 10 tahun sehingga pelaku usaha harus mengembangkan produk baru sebelum siklus produk berakhir atau ditiru pesaing.
Namun, Pak Bi menyebutkan kita dapat melakukan disrupsi tanpa melakukan inovasi pada produk. Tapi cukup melakukan “Brand Disrupsi” dengan membuat pesaing tidak relevan di benak konsumen (lengkapnya diulas di Workshop Brand Disrupsi)
Selain itu, pelaku usaha yang memahami “marketing 1.0” hingga “marketing 4.0” dapat melakukan analisis dan pemetaan terhadap kondisi bisnis mereka saat ini.
Apakah profit yang diperoleh saat ini terus mengalami penurunan?
Jika, tren penurunan profit terus terjadi, hal ini menandakan sinyal sudah saatnya untuk beralih yang tadinya “product centric” ke “customer centric”
Selain itu, pemahaman terhadap “marketing 1.0” hingga “marketing 4.0” membuat pelaku usaha bisa merancang Marketing Plan dan Branding Plan yang berkelanjutan.
Misalnya, Extra Joss adalah salah satu minuman energi masuk ke pasar tahun 1994 dengan tagline “Ini Biangnya Buat Apa Beli Botolnya?.” Extra Joss menawarkan minuman energi berbentuk sachet, menawarkan fitur baru untuk menggantikan produk minuman energi yang telah ada di pasar sebelumnya.
Tahun 1997, Extra Joss mulai menawarkan value baru dengan tagline “Mengubah Ngos, Jadi Joss”. Kemudian, tahun 2001, Extra Joss hadir dengan tagline “Join The Genbi”, Extra Joss tidak lagi menawarkan fitur bahkan value produk. Tapi Extra Joss masuk ke tahap menawarkan personality dan community bagi konsumen.
Dari perjalanan Extra Joss periode tahun 1994-2001, kita bisa belajar bagaimana sebuah produk dirancang secara berkelanjutan bergerak dinamis sesuai dengan perkembangan pasar dan perubahan selera serta perilaku konsumen.
Pak Bi menyadari menyampaikan konsep Brand secara lengkap kepada UKM Indonesia tidaklah mudah. Oleh sebab itu, pak Bi memberikan pilihan jalan untuk mempelajari cara membangun Brand yang praktis mulai dari buku hingga workshop.
Jadi, jangan sampai kehilangan kesempatan belajar membangun Brand bareng Pak Bi
Segera beli kitabnya dan ikuti workshopnya.
Bagi yang tertarik belajar membangun bisnis yang punya brand.
Yuk gabung di Workshop Bisa Bikin Brand tanggal 7-8 Nopember 2023
Lebih lanjut, untuk mendapatkan inspirasi dan insight membangun bisnis yang sustainable dan profitable bisa langsung ke website subiakto.com, indonesiaspicingtheworld.com dan rumahukm.com serta subscribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official.
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Produk Lokal Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Penulis: JF Sebayang