Era ekonomi digital memudahkan pelanggan untuk berjejaring, berinteraksi dan berkomunikasi. Oleh sebab itu, sebagian besar perusahaan menyadari pentingnya membangun hubungan dua arah dengan pelanggan baik yang bersifat transaksional maupun non-transaksional. Proses interaksi dua arah ini dikenal sebagai “Customer Engagement.’
Begitu besarnya pengaruh customer engagement menciptakan nilai bagi perusahaan. Situasi ini mendorong sejumlah studi untuk mengeksplorasi ukuran customer engagement yang efektif. Salah satunya, Kumar et. al (2010) menyampaikan empat komponen penting customer’ engagement value (CEV), yakni: customer lifetime value, customer referral value, customer influencer value dan customer knowledge value.
Customer lifetime value (CLV) merupakan ukuran yang berkaitan erat dengan perilaku pembelian oleh pelanggan baik pembelian berulang ataupun pembelian tambahan melalui up-selling dan cross-selling. CLV merupakan nilai profit yang diperoleh perusahaan dari pelanggan. CLV memberikan sinyal terkait keberlanjutan bisnis di masa depan.
Customer referral value (CRV) merupakan jumlah akuisisi pelanggan baru melalui program referral reward yang diinsiasi perusahaan. CRV fokus pada pelanggan saat ini dan mendorong mereka untuk merekomendasikan produk di jejaring sosial mereka (baik online maupun offline). Dari sisi perusahan, pelanggan yang merujuk dianggap sebagai tenaga penjualan non-karyawan karena mendatangkan pelanggan baru dan mendapatkan komisi dari penjualan (Kumar et. al, 2010).
Customer influencer value (CIV) merupakan pelanggan yang memiliki pengaruh untuk mengajak konsumen lain untuk membeli produk. Meski terlihat sama, ada perbedaan antara CIV dan CRV. CRV dilakukan karena ingin memperoleh imbalan yang ditawarkan referral reward yang diinisasi perusahaan sedangkan CIV dilakukan secara sukarela karena pelanggan tersebut merupakan pelanggan loyal dan merasakan sendiri keunggulan produk.
Customer knowledge value (CKV) merupakan ukuran umpan balik yang diberikan pelanggan kepada perusahaan. CKV dapat berupa ide inovasi produk/layanan baru ataupun upaya peningkatan kualitas produk dan layanan. CKV berkaitan erat dengan partisipasi aktif pelanggan melakukan co-creation dengan perusahaan. Studi Fuller, Matzler, dan Hoppe (2008) menemukan bahwa anggota brand community yang memiliki passion pada produk dan brand, biasanya memiliki pengetahuan produk yang luas dan berkontribusi aktif pada forum diskusi terkait produk untuk memecahkan masalah penggunaan produk dan kadang menghasilkan ide produk baru.
Pelaku usaha yang mampu memaksimalkan customer engagement melalui komponen CLV, CRV, CIV dan CKV akan memiliki keunggulan daya saing untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Semakin besar pengaruh customer engagement keberlangsungan sebuah bisnis, maka Pak Bi kerap mengingatkan agar pelaku usaha membangun kedekatan dengan konsumen. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan beralih dari fokus pada produk menjadi fokus kepada konsumen.
Caranya dengan menerapkan 4E, yang membuat konsumen menjadi Evangelist untuk terlibat secara aktif (Engagement) menyampaikan keunggulan Produk Anda (Excitement) dan bersedia menjadi reseller Anda (Everywhere)
Bagi pelaku usaha yang berminat untuk beralih dari fokus pada produk menjadi fokus kepada customer, maka workshop “Branding Marketing Selling” menjadi pilihan yang tepat
Segera daftarkan diri anda di Branding Marketing Selling” tanggal 30-31 Januari 2023.
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Made in Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silakan subcribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.
Penulis: JF Sebayang