indonesiaspicingtheworld.com. Gen Z, seperti yang kita tahu, adalah generasi yang tumbuh bersama internet dan media sosial. Makanya jangan heran saat mereka punya cara unik dalam menyikapi online shopping. Mereka nggak cuma mencari produk murah atau promo menarik, tapi juga berbelanja dengan tujuan yang lebih dalam, yakni mencerminkan identitas mereka. Menurut survei dari Shopify, 60% dari Gen Z lebih memilih brand yang punya value yang sama dengan mereka, seperti keberlanjutan atau inklusivitas. Di dunia yang serba digital seperti sekarang, Gen Z nggak lagi melihat belanja online sebagai sekadar transaksi, tapi sebagai cara untuk mengekspresikan siapa mereka.
- Autentisitas adalah Kunci
Pak Bi @subiakto,, sang maestro branding Indonesia, pernah menegaskan, “Branding adalah tentang bagaimana Anda mengikat emosi konsumen.” Nah, untuk Gen Z, emosi itu datang dari autentisitas. Mereka cenderung tertarik pada brand yang transparan dan jujur. Menurut studi dari Morning Consult, 83% Gen Z lebih menghargai brand yang terbuka tentang proses produksi mereka. Jadi, buat kamu yang ingin menarik hati Gen Z, pastikan brand story-mu jujur dan apa adanya. Ini bukan soal kesempurnaan semata, tapi soal sejauh mana kamu terlihat real di mata mereka.
- Pengalaman Belanja Interaktif dan Personal
Gen Z lebih suka pengalaman belanja yang interaktif, seperti fitur augmented reality (AR) yang memungkinkan mereka mencoba produk secara virtual. Data dari Statista menunjukkan bahwa 67% Gen Z menginginkan pengalaman belanja yang bisa dikustomisasi. Mereka juga lebih suka brand yang membuat mereka merasa istimewa. Seperti yang diungkapkan oleh Seth Godin, “People do not buy goods and services. They buy relations, stories, and magic.” Dalam hal ini, Gen Z mencari brand yang bisa memberikan pengalaman, bukan sekadar produk.
- Sustainability
Gen Z sangat peduli dengan isu-isu global seperti lingkungan dan keadilan sosial. Mereka nggak segan-segan memboikot brand yang dianggap tidak bertanggung jawab secara sosial. Survei dari First Insight menemukan bahwa 73% Gen Z rela membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan. Ini berarti, untuk sukses di mata Gen Z, brand-mu harus menunjukkan komitmen nyata terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
- Peran Influencer
Gen Z sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat di media sosial. Influencer sering kali menjadi referensi utama mereka dalam berbelanja. Menurut riset dari Kantar, 44% Gen Z membeli produk setelah melihatnya di media sosial. Namun, mereka cenderung lebih percaya pada micro influencer yang autentik dibandingkan dengan selebriti besar.
Yes, online shopping buat Gen Z bukan hanya soal mencari produk bagus, tapi juga jadi cara mereka mengekspresikan diri, nilai, dan identitas. Bagi brand yang ingin menarik perhatian generasi ini, kuncinya adalah autentisitas, interaksi personal, tanggung jawab sosial, dan kehadiran yang relevan di media sosial. Jadi, sudah siapkah kamu menyesuaikan brand-mu dengan selera Gen Z?
Temukan insight menarik lainnya tentang brand dengan #belajardaripakbi. Follow akun IG @subiakto,, subscribe YouTube Subiakto Official, dan baca berbagai artikel insightful di website www.subiakto.com.
Penulis: Nungki Mayangwangi