Categories
Artikel

ENTREPRENEUR PARADOX: MARKET ORIENTATION vs BRAND ORIENTATION

“The future of many companies lies in brands” (Urde, 1994)

 

indonesiaspicingtheworld.com. Market orientation merupakan pemikiran marketing sejak tahun 1960-an yang menitikberatkan pada produk dan keunggulan fungsionalnya yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Namun, keunggulan fungsional umumnya mudah ditiru sehingga menjadi tantangan terbesar pendekatan market orientation (Urde, 1999).

 

Oleh sebab itu, Mats Urde (1994) menyampaikan perusahaan yang ingin menjaga dan mempertahankan bisnisnya sebaiknya menggunakan Brand sebagai titik awal perumusan strategi bisnis mereka.

 

Lebih lanjut, Mats Urde memperkenalkan konsep Brand Orientation yang merupakan pendekatan untuk menciptakan, mengembangkan dan melindungi brand identity (misi, visi, core value) saat berinteraksi dengan pelanggan yang bertujuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan bertahan lama.

 

Pendekatan Brand Orientation merupakan pengembangan dari konsep Brand Equity yang diperkenalkan David Aaker (1991) yang menempatkan Brand sebagai Aset Bisnis. Menurut Aaker, Brand equity merupakan sekumpulan aset dan liabilitas yang terkait dengan Brand yang akan menambah/mengurangi nilai dari produk/layanan kepada pelanggan.

 

David Aaker juga menyampaikan Brand Equity selain menciptakan pelanggan setia juga memberi kesempaan bagi pelaku usaha untuk menjual produk dengan “Premium Price” yang akan memberikan pendapatan (revenue) yang lebih besar dibanding pesaing.

 

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Pak Bi yang menyatakan “sebelum anda bikin Brand anda harus kenali dulu model bisnis anda. Apakah bisnis modelnya OPORTUNIS atau VISIONARIS?”

 

Bisnis Oportunis merupakan model bisnis yang dimulai dari OPORTUNITY/ peluang / kesempatan / trend yang terjadi dipasar. Peluang seperti ini biasanya jangka pendek dan  waktunya hanya sementara. Misalnya, saat bulan Ramadhan, ada peluang besar buat jualan makanan sahur atau buka puasa meski waktunya cuma sebulan. Model bisnis seperti ini  Anda gak usah repot repot bikin Brand karena produknya cuma buat sebulan. Cukup pakai strategy Product dan Price saja.

 

Bisnis Model Visionaries merupakan model bisnis  yang diawali dengan Visi atau sebuah cita cita berdurasi waktu panjang minimal 10 tahun. Model ini berbasis peluang yang sifatnya jangka panjang. Model bisnis inilah Anda perlu membangun Brand berdasarkan sustainable Value.

Cara membangun Brand secara jelas dan lengkap akan dibahas di Workshop “Magnet Branding”, “Branding Marketing Selling”, “Brand Disruption” dan “No Brand No Bisnis”

 

Bagi pelaku UKM yang ingin  membangun bisnis yang  sustainable dan profitable, segera ikuti workshop dari Pak Bi berikutnya. Jangan sampai kelewatan!

Pendaftaran dapat melalui biolink @subiakto atau hubungi pak Kasim 085223944575.

 

Lebih lanjut, untuk mendapatkan inspirasi dan insight membangun bisnis yang sustainable dan profitable bisa langsung ke website subiakto.comindonesiaspicingtheworld.com dan rumahukm.com  serta  subscribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official. Dan follow juga Instagram Pak Bi @subiakto.

 

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Produk Lokal Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

 

 

Penulis: JF Sebayang

@jfsebayang