Categories
Artikel

PERBEDAAN PELAKU UKM DAN ENTREPRENEUR DALAM MENGELOLA BISNIS

indonesiaspicingtheworld.comUKM memiliki peran strategis terhadap perekonomian Indonesia karena berkontribusi terhadap penciptaan lapangan pekerjaan sebesar 116,97 juta orang dan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07%. Namun, melihat UKM masih didominasi Usaha Mikro (98,68 %), yang disusul Usaha Kecil (1,22 %) dan Usaha Menengah (0,09%), maka pengaruh UKM belum optimal terhadap pembangunan ekonomi.

 

Kondisi ini memperlihatkan struktur UKM Indonesia masih berkarakter pelaku usaha kecil,  bukan entrepreneur. Carland, et al  (1984) menyebutkan ada perbedaan antara pelaku usaha kecil dan entrepreneur. Pemilik usaha kecil merupakan individu yang mendirikan dan mengelola bisnis untuk mencapai tujuan pribadi dan menjadi sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sedangkan, entrepreneur merupakan individu yang mendirikan dan mengelola bisnis untuk memperoleh profit dan pertumbuhan serta berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi.

 

Selain itu, Runyan et al (2008) mengungkapkan bahwa antara pelaku usaha kecil dan  entrepreneur memiliki orientasi yang berbeda dalam menjalankan bisnis mereka.  Pelaku usaha kecil menjalankan bisnis berorientasi pada pencapaian dan kepuasan pribadi (tujuan nonekonomi) dan memperoleh penghasilan keluarga (tujuan ekonomi). Lebih lanjut, Vesper (1980) menyebutkan banyak pemilik usaha kecil tidak pernah berniat untuk usaha tumbuh melampaui tingkat tertentu.

 

Hal ini berbeda dengan entrepreneur yang berorientasi pada profit dan pertumbuhan, karena merupakan inovator yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian (Schumpeter, 1934). Selain itu,  Miller (1983) mengungkapkan orientasi  entrepreneur memiliki karakter, yakni: inovatif, proaktif dan berani mengambil risiko. Lebih lanjut, Lumpkin dan Dess (1996) menambahkan karakter orientasi entrepreneur dengan  agresivitas kompetitif dan otonomi.

 

Perbedaan cara menjalankan bisnis antar pelaku usaha kecil dan entrepreneur akan berpengaruh terhadap pendekatan branding yang relevan dengan mereka. Pak Bi membuat klasifikasi brand yang tepat sesuai dengan karakter pelaku usaha.  Contohnya, personal brand  cocok untuk UKM kaki lima dan UKM warung, sedangkan produk brand cocok untuk UKM retail dan corporate.

Bagi pelaku UKM yang ingin  membangun bisnis yang  sustainable dan profitable, segera ikuti workshop dari Pak Bi berikutnya. Jangan sampai kelewatan!

Pendaftaran dapat melalui biolink @subiakto atau hubungi pak Kasim 085223944575.

 

Lebih lanjut, untuk mendapatkan inspirasi dan insight membangun bisnis yang sustainable dan profitable bisa langsung ke website subiakto.comindonesiaspicingtheworld.com dan rumahukm.com  serta  subscribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official. Dan follow juga Instagram Pak Bi @subiakto.

 

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Produk Lokal Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

 

 

Penulis: JF Sebayang

@jfsebayang