Categories
Artikel

CARA BARU MENGELOLA BRAND DI MEDIA SOSIAL

“Today’s Brand Management is Similar to Playing Pinball“ (Hennig- Thurau et al. 2010).

 

Saat ini terdapat 167,0 juta pengguna media sosial (setara dengan 60,4 persen  total populasi) pada Januari 2023. Situasi ini berdampak pada channel pencarian brand secara online yang menunjukkan social networks (64, 5%) sebagai channel utama pencarian Brand. Kemudian disusul Search Engine (57, 3%) dan Consumer Reviews (53,4%) (Sumber: https://datareportal.com/reports/digital-2023-indonesia)

 

Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya penggunaan blogging, pod-casting, dan jejaring sosial yang membuat konsumen semakin mudah menyampaikan pandangan mereka tentang  produk atau layanan kepada audiens di jejaring sosial mereka.

 

Selain itu. meluasnya penggunaan media sosial mendorong terjadinya interaksi antara “konsumen dan konsumen” serta antara “konsumen dan brand” yang mengubah permainan pemasaran dari permainan “bowling” menjadi “pinball” (Henning-Thurau et al. 2013).

 

Lebih lanjut, Hollensen dan Opresnik (2015) memperkenalkan “model of interactive market communicationuntuk menjelaskan pengaruh interaksi antara konsumen dan konsumen serta interaksi antara perusahaan dan konsumen, yang terdiri dari empat jenis gaya komunikasi yakni: traditional one-way advertising (beriklan di media massa), customer-driven interaction, viral marketing dan social media marketing.

 

Pada social media marketing, pemilik brand dapat mendorong partisipasi dan percakapan konsumen di media sosial melalui seeding (Schau, Muñiz, dan Arnould 2009), provoking (Deighton dan Kornfeld 2009), dan engaging (Singh  & Sonnenburg, 2012).

 

Namun, saat brand dan konsumen membuat “brand story” bersama, pemilik brand tidak memiliki kendali penuh atas brand mereka (Hennig-Thurau et al. 2010).  Oleh karena, seringkali cerita yang dibuat konsumen dapat menyebar lebih cepat dari cerita yang dibuat pemilik brand  (Muñiz dan Schau 2007).

 

Jadi, pemilik brand harus mampu mengelola konten mereka untuk memastikan cerita yang dibuat konsumen tetap sedekat mungkin dengan kisah yang diinginkan pemilik brand (Singh  & Sonnenburg, 2012).

 

Oleh sebab itu, Dion Subiakto yang menyebutkan bagi pemilik brand yang ingin ikut bermain di “pinball marketing”, langkah pertama menciptakan value, kemudian lakukan brand aktivasi dan amati pergerakan arah ‘bola bergerak’.

 

Ingin lebih jelas cara membuat konten di media sosial? Yuk, segera bergabung di Workshop “Storytelling Copywriting” tanggal 17-18 Maret 2023 jam 19.00-22.00 wib

 

Daftar di biolink @subiakto atau https://spowercopywriting.com

 

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Origin Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

Silahkan subcribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.

 

Penulis:JF Sebayang

@jfsebayang