indonesiaspicingtheworld.com. Branding merupakan cara ampuh untuk membangun keunggulan kompetitif (Holt, 2003). Branding merupakan proses menciptakan nilai dengan penyediaan dan penawaran customer experience yang menarik dan konsisten untuk memuaskan pelanggan dan membuat mereka datang kembali (De Chernatony & McDonald, 1992).
Selain itu, Keller (2003) menyebutkan dalam membangun brand yang kuat perlu adanya brand communication yang efektif untuk menciptakan brand awareness dan brand image di benak konsumen. Brand yang kuat akan mempersulit pesaing untuk menirunya (Doyle, 1998).
Brand communication merupakan semua upaya komunikasi yang dilakukan pebisnis untuk menjembatani perbedaan persepsi antara brand dengan audiens (Aaker, 2010).
Namun, saat ini brand communication tidak hanya dilakukan pemilik brand tapi juga konsumen. Apalagi semakin populernya penggunaan media sosial sebagai saluran komunikasi dan interaksi baik antara brand dengan konsumen maupun antara konsumen dengan konsumen.
Di media sosial, Brand Communication dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni: pemilik brand yang membuat “brand content”, konsumen yang membuat “brand content” yang lebih dikenal dengan istilah User Generated Content (UGC), pengguna media sosial yang berinteraksi dengan UGG (Misalnya share, comment dan like) (Voorvelda, 2019).
Media sosial membuat konsumen lebih aktif, lebih terinformasi, lebih terhubung, dan lebih berdaya dibandingkan era sebelumnya. Kondisi ini membuat komunikasi pemasaran yang berorientasi pada persuasi dan bersifat satu arah seperti periklanan kehilangan relevansinya dengan cepat (Muntinga, 2016)
Masa depan branding terletak pada pull-based models, yakni dialog responsif, membangun dan memelihara brand-consumer relationship dan mendorong keterlibatan konsumen (Parent et al. 2011).
Oleh sebab itu, Pak Bi dalam “Kitab Bisa Bikin Brand” menyebutkan perlu pendekatan holistik kepada konsumen melalui marketing 3.0 yang melihat konsumen sebagai manusia multidimensi, value-driven dan mitra kolaborasi.
Marketing 3.0 merupakan pendekatan yang menyatukan value bersama antara produk dan pembelinya. Marketing 3.0 mengajak pebisnis untuk melibatkan partisipasi pelanggan dalam setiap kesempatan baik dalam pembuatan produk, penentuan harga, program distribusi dan percakapan (Subiakto, 2023)
Bagaimana cara menerapkan Marketing 3.0 di media sosial ?
Caranya mudah saja. Mulailah dengan membaca “Kitab Bisa Bikin Brand” dan kemudian ikuti serial workshop “Bisa Bikin Brand”
Nah, bagi pebisnis yang sibuk tapi mau belajar bisa bikin brand.
Saat ini telah hadir Kitab Bisa Bikin Brand versi “audio book”, jadi belajar brand bisa di mana saja. Coba klik aja http://pakbibaca.in
Lebih lanjut, untuk mendapatkan inspirasi dan insight membangun bisnis yang sustainable dan profitable bisa langsung ke website subiakto.com, indonesiaspicingtheworld.com dan rumahukm.com serta subscribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official.
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Produk Lokal Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Penulis: JF Sebayang