indonesiaspicingtheworld.com. Di era digital ini, storytelling bukan lagi cuma sekedar pilihan dalam strategi branding, namun jadi suatu kebutuhan. Menurut survei dari Content Marketing Institute, 72% marketer percaya bahwa konten berbentuk cerita lebih efektif dibandingkan jenis konten lainnya. Kenapa? Karena cerita punya kekuatan untuk menghubungkan brand dengan audiens secara emosional, membuat mereka merasa terlibat dan terikat. Jadi, kalau kamu ingin brand-mu lebih dari sekadar nama di kompetisi pasar yang padat dan bising, storytelling adalah senjata rahasia yang perlu kamu gunakan.
Seorang ahli branding terkenal, Seth Godin, pernah berkata, “Marketing is no longer about the stuff you make, but about the stories you tell.” Pernyataan ini membuktikan bahwa apa yang kita komunikasikan lewat cerita jauh lebih penting daripada sekadar menonjolkan fitur produk. Riset terbaru dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa konsumen lebih mungkin ingat brand message yang disampaikan melalui cerita, dengan peningkatan daya ingat hingga 22 kali lipat dibandingkan format iklan biasa. Artinya, storytelling bukan cuma soal menyampaikan informasi; ini soal menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.
Bayangkan kamu memiliki brand fashion yang ingin menunjukkan bahwa produkmu lebih dari sekadar pakaian, namun tentang lifestyle statement. Lewat storytelling, kamu bisa membangun narasi yang menggambarkan value, bagaimana produk itu bisa membuat audiens merasa lebih percaya diri dan stylish. Ini bukan lagi soal jualan produk, tapi soal menjual perasaan, pengalaman, dan mimpi. Dan saat audiens bisa merasakan cerita itu, di situlah magic terjadi: mereka mulai melihat brand-mu sebagai bagian dari hidup mereka.
Storytelling mengajak audiens untuk terlibat, untuk merasa seperti mereka adalah bagian dari cerita yang kamu ciptakan. Success story-nya bisa dilihat dari brand global Nike, yang tidak hanya berbicara tentang sepatu, tetapi tentang menjadi pemenang dan menjadi terbaik versi dirimu sendiri. Sebuah survei dari Edelman Trust Barometer menemukan bahwa 81% konsumen lebih mempercayai brand yang terasa autentik dan manusiawi. Jadi, semakin kamu bisa menceritakan kisah yang autentik dan relevan, semakin besar peluangmu untuk membangun koneksi emosional yang kuat dengan audiens. Ingat, cerita yang baik akan membuat brand-mu kamu lebih dari sekadar produk; cerita itu akan membuat brand-mu menjadi kenangan yang melekat di hati konsumen.
Ingin belajar lebih jauh seputar dunia branding, marketing, dan selling? Follow akun IG @subiakto, subscribe YouTube Subiakto Official, dan baca berbagai artikel insightful di website www.subiakto.com.
Join workshop BISA BIKIN BRAND tanggal 24-25 September ini bareng Pak @subiakto di Hotel JS Luwansa. Untuk info dan pendaftarannya, kamu bisa langsung intip di link bio beliau. Yuk!
Penulis: Nungki Mayangwangi