Categories
Artikel

SAATNYA FOKUS PADA KONSUMEN DI ERA HYPER-COMPETITION

indonesiaspicingtheworld.comEra ini adalah era hyper-competition, dimana semua produk mengklaim dirinya punya fitur terbaik. Lalu kira-kira harus apa biar produkmu punya pembeda kalo semuanya klaim produknya bagus? Produk dengan fitur keren memang menarik, tapi ternyata itu belum cukup. Dalam lautan persaingan dengan produk serupa, konsumen mencari sesuatu yang lebih dari sekadar spesifikasi teknis. Mereka mencari pengalaman yang memuaskan dan hubungan emosional dengan brand.

 

Untuk bisa dipilih konsumen, kamu juga mesti memprioritaskan apa yang diinginkan mereka. Fokusmu mesti ada di mereka, bukan cuma sekedar bikin produknya bagus. Pak @Subiakto sering mengingatkan bahwa brand harus bisa menyentuh emosional konsumen. Ini artinya, brand harus mampu memberikan nilai lebih yang relevan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jadi, selain fitur produk, penting untuk memahami dan memenuhi ekspektasi konsumen secara menyeluruh.

 

Inilah makanya ada istilah PRODUCT-CENTRIC dan CUSTOMER-CENTRIC. Apa bedanya? Bisnis product-centric tujuannya adalah berkutat di membuat dan menjual produk bagus (secara fitur dan fungsi). Keberhasilannya diukur dari seberapa laku produk tersebut terjual. Contohnya, banyak perusahaan teknologi yang hanya fokus pada inovasi produk tanpa memperhatikan feedback konsumen. Namun, seiring waktu, produk tersebut mungkin kehilangan daya tarik karena nggak memenuhi kebutuhan konsumen yang sebenarnya.

 

Sementara bisnis customer-centric bertujuan untuk menciptakan kepuasan, engagement, dan hubungan jangka panjang dengan customer. Keberhasilannya diukur dari customer loyalty dan advocacy. Apple dan Starbucks adalah contoh brand populer yang berhasil menerapkan pendekatan customer-centric. Apple nggak hanya menjual produk teknologi, tetapi juga menciptakan ekosistem yang membuat pengguna merasa spesial dan terhubung. Starbucks, dengan konsep “third place”, menciptakan pengalaman nyaman yang membuat konsumen kembali lagi dan lagi. Menurut teori branding dari tokoh seperti Seth Godin, kesuksesan jangka panjang didapatkan dari membangun hubungan emosional yang kuat dengan konsumen.

 

Kamu ingin bisnismu jadi pilihan utama konsumen? follow Instagram @subiakto, kunjungi website subiakto.com, indonesiaspicingtheworld.com, dan rumahukm.com. Subscribe juga channel YouTube Pak Bi di Subiakto Official!

 

Penulis: Nungki Mayangwangi

@mayangwangi