Kekuatan media sosial telah mengubah cara brand berkomunikasi dengan pelanggan mereka. Pemasaran kontemporer bukan tentang produk yang kami buat. Atau, layanan yang kami tawarkan. Tapi, cerita tentang pengalaman yang diciptakan Brand. Sebuah pengalaman yang membuat pelanggan punya banyak cerita untuk diceritakan kepada orang lain (Moin, 2020).
Sejalan dengan itu, Paul Marsden (2006) menyebutkan produk yang memberikan pengalaman yang melebihi harapan konsumen akan mudah menjadi percakapan antar konsumen. Dan dengan sedikit penambahan kegembiraan maka word of mouth akan berubah menjadi viral.
Oleh sebab itu, Pak Bi menyampaikan, inilah beda iklan dan konten. Iklan itu direct selling lewat broadcast berbayar. Langsung jualan produk. Tampilkan foto produk dan jelaskan fiturnya. Terangkan manfaat kalau beli produk. Tampilkan diskonnya
Sedangkan, konten sifatnya non-direct selling dan soft selling lewat storytelling. Peer to peer narrowcasting organik tidak berbayar. Konten dengan storytelling dipakai buat branding untuk membangun persepsi.
Oleh sebab itu, pelaku usaha harus mampu menciptakan konten dengan menggunakan storytelling untuk menggugah emosi konsumen dan menggerakkan mereka menciptakan percakapan di media sosial.
Bagi pelaku UKM yang tertarik membuat konten dan membangun Brand dengan Storytelling, bisa belajar di Workshop “Storytelling Copywriting” tanggal 17-18 Maret 2023 jam 19.00-22.00 wib
Daftar di biolink @subiakto atau https://spowercopywriting.com
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Origin Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silahkan subcribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.
Penulis: JF Sebayang