Categories
Artikel

BRANDING DAN EKONOMI PERILAKU

 

BRANDING DAN EKONOMI PERILAKU

Setiap produsen memiliki produk yang berbeda dari pesaing merupakan ciri khas dalam persaingan monopolistik. Menariknya, kadang perbedaan tersebut hanya berada di benak konsumen bukan pada produk itu sendiri (Krugman dan Well, 2005). Inilah yang menjadi perdebatan di kalangan ekonom yang konsisten menggunakan prinsip Homo Economicus (Manusia Ekonomi), bahwa orang membuat keputusan berdasarkan pilihan rasional. Jadi, keputusan pembelian berdasarkan optimalisasi kegunaan produk.

Faktanya, seringkali orang memilih dan memutuskan pembelian produk tidak berkaitan dengan produk itu sendiri. Namun, karena pengaruh faktor-faktor lain, misalnya psikologis, kognitif, emosional, budaya atau sosial. Situasi ini yang mendorong sekelompok ekonom melakukan riset terhadap perilaku manusia dalam mengambil keputusan dalam situasi tertentu. Kajian mengenai perilaku manusia yang rasional irrasional dalam membuat keputusan melahirkan cabang ilmu Ekonomi Perilaku.

Saat Richard Thaler menerima hadiah Nobel dalam bidang Ilmu Ekonomi tahun 2017, maka even ini menjadi momentum bagi ekonomi perilaku diterima menjadi bagian ilmu ekonomi. Kehadiran ekonomi perilaku membantu para pelaku usaha dan pemasar memahami cara konsumen membuat keputusan pembelian produk.

Beberapa konsep ekonomi perilaku yang banyak digunakan untuk merancang dan memasarkan produk, yakni: choice architecture, heuristic, decoy effect, anchoring, framing, endowment effect, habit, halo effect, hedonic adaptation, herd behavior, loss aversion, mental accounting, pain of paying, scarcity, social proof, status quo bias, trust dan zero price effect.

Meski beberapa konsep ekonomi perilaku bisa membantu pemilik usaha dan pemasar untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tertentu. Namun, Pak Bi menyampaikan penggunaan prinsip-prinsip tersebut harus bisa relevan dengan tahapan strategi yang sedang dijalankan.

Misalnya penggunaan strategi gratis (zero price effect) atau diskon (anchoring) pada tiap-tiap tahapan Selling, Marketing atau Branding akan memberikan kesan yang berbeda bagi konsumen. Oleh sebab itu, pelaku usaha atau pemasar harus paham dulu tujuan dari kegiatan Selling, Marketing atau Branding sehingga penggunaan prinsip-prinsip ekonomi perilakunya juga tepat.

Bagi pelaku usaha yang tertarik merancang strategi “Branding, Marketing dan Selling”, maka serial workshop “Branding Marketing Selling”, “Magnet Branding” dan “Brand Distruption” menjadi pilihan yang tepat.

Sekarang terbuka kesempatan bagi pelaku usaha yang ingin belajar merancang “Strategi Branding”.

Segera daftarkan diri Anda di Workshop Magnet Branding (Online) yang diselenggarakan pada tanggal 18-20 Agustus 2022

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Made in Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

Silakan subcribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto.Offcial untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.

 

Penulis: JF Sebayang