indonesiaspicingtheworld.com. Storytelling adalah seni yang bukan hanya mampu menarik perhatian, tapi juga membangun hubungan emosional yang kuat dengan audiens. Di balik setiap brand yang sukses, ada cerita yang menawan dan otentik. Bahkan, sebuah survei oleh Harvard Business Review menunjukkan bahwa brand yang menggunakan storytelling yang kuat mengalami peningkatan loyalitas pelanggan hingga 55%. Jadi, bagaimana cara kita membangun plot cerita yang benar-benar efektif untuk brand kita? Simak dulu tips berikut!
- Start With WHY
Simon Sinek, seorang maestro branding terkenal, selalu menekankan pentingnya memulai dengan ‘why’. “People don’t buy what you do; they buy why you do it,” kata Sinek. Dalam storytelling, memahami alasan mendasar di balik brand-mu itu penting. Ini yang menjadi inti dari ceritamu. Apa yang membuat brand-mu unik? Mengapa brand-mu ada? Ketika kamu sudah menemukan ‘why’, kamu bisa mulai merangkai cerita yang berfokus pada tujuan dan value yang ingin kamu bagikan dengan audiensmu.
- Bangun Karakter yang Kuat
Setiap cerita butuh karakter utama, begitu juga dengan brand-mu. Karakter ini bisa dari pov brand owner/founder, customer, atau bahkan produk itu sendiri. Pastikan karakter yang kamu bangun memiliki kepribadian dan value yang relate dengan audiens. Menurut riset dari Content Marketing Institute, cerita dengan karakter yang kuat lebih mudah diingat dan diidentifikasi oleh konsumen. Bayangkan bagaimana audiens bisa melihat diri mereka dalam cerita tersebut, merasa terhubung, dan akhirnya menjadi bagian dari perjalanan brand-mu.
- Jangan Takut Membangun Konflik
Cerita yang kuat selalu memiliki elemen konflik atau tantangan. Konflik ini bisa berupa masalah yang ingin dipecahkan oleh brand-mu atau tantangan yang dihadapi dalam perjalanan mencapai kesuksesan. Seperti yang dikatakan oleh Nancy Duarte, penulis “Resonate”, “Every great story has a struggle and a resolution.” Dengan menunjukkan bagaimana brand-mu menghadapi dan mengatasi konflik, kamu tidak hanya membuat cerita lebih menarik, tetapi juga menunjukkan ketangguhan dan autensititas brand kamu.
- Akhiri dengan Call-To-Action (CTA)
Setiap cerita harus punya resolusi yang memberikan dampak. Setelah kamu membawa audiens melalui perjalanan emosional, berikan mereka sesuatu untuk dilakukan. Entah itu mencoba produk baru, mengikuti campaign sosial, atau sekadar berbagi cerita, CTA ini harus jelas dan menggugah. Studi dari Nielsen mengungkapkan bahwa 74% konsumen lebih responsif terhadap brand yang memberi mereka panggilan untuk bertindak yang konkret dan inspiratif.
Dengan merangkai plot cerita yang kuat, kamu tidak cuma sekadar menjual produk, tapi juga membangun hubungan jangka panjang dengan audiensmu. Ingat, storytelling yang baik adalah tentang menciptakan pengalaman yang membuat orang ingin kembali, lagi dan lagi. Jadi, mulailah menggali cerita dari brand kamu, dan biarkan narasinya membawa brand-mu melangkah lebih jauh.
Ingin belajar lebih jauh seputar dunia branding, marketing, dan selling? Follow akun IG @subiakto, subscribe YouTube Subiakto Official, dan baca berbagai artikel insightful di website www.subiakto.com.
Join workshop BISA BIKIN BRAND tanggal 24-25 September ini bareng Pak @subiakto di Hotel JS Luwansa. Untuk info dan pendaftarannya, kamu bisa langsung intip di link bio beliau. Yuk!
Penulis: Nungki Mayangwangi