Categories
Artikel

PAK BI TURUT MENDORONG UKM NAIK KELAS MELALUI KOINLEARN, PLATFORM EDUKASI DARI APLIKASI FINANSIAL KOINWORKS

Fellexandro Ruby, CPO KoinWorks Jonathan Bryan, dan Pak Bi berfoto bersama pada peluncuran KoinLearn oleh KoinWorks.

Pak Bi menjadi salah satu pembicara di Masterclass Rahasia Bisnis Cuan di Era Digital: Marketing & Branding yang merupakan acara peluncuran KoinLearn oleh KoinWorks pada Selasa, 27 September 2022 lalu.

KoinWorks sendiri merupakan aplikasi finansial yang menyediakan pinjaman usaha dan tabungan bisnis berbasis P2P Lending bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sedangkan KoinLearn adalah sebuah platform edukasi yang menyediakan konten video pembelajaran bagi pelaku UMKM.

Acara yang digelar di 100 Eatery & Bar di Hotel Atlet Century Park, Senayan ini dibuka oleh Chief Platform Officer (CPO) KoinWorks Jonathan Bryan, yang mengatakan kalau Super Financial App ini memiliki visi untuk membantu UMKM untuk tumbuh dengan cara go digital.


Edukasi adalah salah satu poin penting untuk mencapai target pemerintah untuk memasukkan setidaknya 30 juta UMKM ke dalam ekosistem digital di tahun 2024, maka dari itu KoinWorks meluncurkan KoinLearn sebagai educational platform untuk meningkatkan ilmu dan skill pelaku UMKM agar bisa maju ke ranah yang lebih besar di era digital.

“KoinLearn dirancang sebagai platform belajar singkat dengan bite-sized video sekitar 2 sampai 4 menit yang sangat sesuai untuk pemilik bisnis di app KoinWorks,” kata Jonathan dalam keterangannya.

Masuk ke sesi Masterclass Rahasia Bisnis Cuan di Era Digital, entrepreneur dan content creator Fellexandro Ruby membawakan materi dari sisi marketing dan Pak Bi memberikan materi mengenai dasar-dasar branding yang penting untuk UKM.

 

Ruby, yang banyak dikenal publik melalui podcast Thirty Days of Lunch, mengatakan kalau digital marketing berpusat di media sosial, dan kini adalah zamannya konten. Sekarang, audience atau market kita akan lebih tertarik terhadap suatu produk melalui konten yang memiliki value dan manfaat bagi mereka — oleh karena itu, kemampuan story telling sangat penting bagi pelaku UKM.

Menurut Ruby, konten yang disukai oleh audience zaman sekarang adalah “konten pukpuk,” konten yang tidak memerlukan riset mendalam atau bikin orang “wow,” tapi cukup bikin mereka merasa didengar dan diwakili. Dari sinilah, kita bisa bertemu dengan audience atau market yang sepemikiran, yang memiliki value yang sama dengan produk kita.

“Market kita tuh nggak mau dijualin aja, market kita tuh maunya diceritain,” kata Ruby, ia juga menambahkan kalau konsumen zaman sekarang sadar dengan adanya konten sponsor, namun mereka tidak masalah kalau konten tersebut dibalut dengan cerita.

Selanjutnya, Pak Bi memulai penjelasannya dengan beberapa pernyataan seperti “produk itu bukan brand” dan “people buy a product to join a brand” serta “merek tidak sama dengan brand.”

Pak Bi saat menyampaikan materi tentang branding di sesi Masterclass Rahasia Bisnis Cuan di Era Digital pada peluncuran KoinLearn.

“Brand Anda adalah persepsi atau emosi yang dirawat oleh pelanggan Anda yang merefleksikan pengalaman mereka berhubungan dengan Anda,” kata Pak Bi mengutip konsultan marketing internasional McNally & Speak.

“Produk dibuat di pabrik, sedangkan brand diciptakan di pikiran konsumen Anda.”

Marketing adalah perang persepsi, bukan perang produk — kata Pak Bi, banyak pelaku UKM yang masih fokus mengulik produknya untuk memenangkan kompetisi di pasaran sementara yang tak kalah penting adalah “mengulik” otak konsumen mereka.

Apa sih yang membedakan sudut pandang orang marketing dan brand? Menurut Pak Bi, orang marketing fokus pada jumlah orang yang memiliki kebutuhan, keinginan, dan kemampuan beli yang sama; sementara orang branding fokus pada jumlah brand dalam kategori yang sama di benak konsumen.

Branding bertujuan untuk membuat pembeli membeli produk dari brand yang sama lagi dan lagi, karena brand mengubah pembeli jadi pelanggan: produk dikonsumsi, melahirkan pengalaman, lalu membentuk persepsi, ini adalah fungsi brand. Singkat kata, branding adalah sebuah stimulan untuk merangsang konsumen berpikir apa tentang brand kita.

Selanjutnya adalah penjelasan Call To Action (CTA) pada brand. Kalau nama brand Anda tidak memiliki value dan CTA, Anda memerlukan tagline yang mengandung kedua aspek tersebut.

Masterclass diakhiri dengan sesi tanya-jawab yang seru dari tamu yang hadir, yang mayoritas adalah pelaku UMKM, dan foto bareng Pak Bi, Fellexandro Ruby, dan Jonathan.

Pak Bi berbincang dengan para pelaku UKM yang hadir di acara peluncuran KoinLearn.

Kalau teman-teman UKM berminat untuk mengembangkan potensi bisnis, Anda bisa langsung mendaftar sebagai business user di aplikasi KoinWorks untuk mengakses materi belajar dari tutor berpengalaman secara gratis di KoinLearn.

KoinWorks berkolaborasi dengan sejumlah institusi dan para business expert untuk mewujudkan KoinLearn, dan saat ini terdapat sekitar 70 video yang terbagi dalam beberapa topik seperti strategi bisnis dan manajemen keuangan.

Penulis: Nadia VH
@nadiavetta