Gelaran Webinar Indonesia Spicing The World 2022 (ISTW) telah sukses dilaksanakan pada Kamis, 24 Agustus 2022 yang bertepatan dengan ulang tahun Pak Bi yang ke-73. Tahun ini adalah pertama kalinya ISTW diadakan secara hybrid — peserta mengikuti acara secara online dan sebagian pembicara membawakan materi mereka live dari kantor Rumah UKM.
Ini adalah edisi keempat Indonesia Spicing The World setelah pertama kali diadakan secara offline pada tanggal yang sama di tahun 2019. Saat pandemi COVID-19 tahun 2020 dan 2021, keseluruhan acara ISTW diadakan secara online melalui Zoom.
Acara dimulai sekitar pukul 10 pagi dan diawali dengan pembukaan oleh moderator Arto Biantoro, sudah terlibat sebagai MC sejak ISTW pertama tahun 2019, dan Fivin Fitri. Seharusnya acara dipandu oleh formasi tiga MC sejak diadakan online tahun 2020, namun sayangnya Sati Subiakto sakit di hari tersebut.

Bu Dwita Soewarno, kepala sekolah Bisa Bikin Brand (BBB), membuka acara dengan sambutannya, di mana beliau mengatakan bahwa keluarga besar Rumah UKM sangat senang dapat tatap muka lagi dengan teman-teman pembicara dan alumni, serta berharap ISTW tahun depan dapat digelar secara offline kembali.
Sejumlah pembicara dari dalam dan luar Jakarta turut hadir di kantor Rumah UKM, seperti Dion Subiakto; Ardhina Dwiyanti (Ina), pemilik brand kerudung Kisera dari Bandung; praktisi dan aktivis brand Romi Jabran dari Cilacap; Ketua APJII DKI Jakarta Tedi Supardi Muslih; serta Deryansha, CEO dan podcaster Kasisolusi.



Executive coach, CEO Biznis.id dan ProIndonesia Foundation Budi Isman, yang selalu hadir sebagai pembicara sejak ISTW 2019; pakar pemasaran Yuswohady; dan pemilik Jukajo Raja Fauzi menyampaikan materinya via online — namun pemerhati perkembangan ilmu komunikasi, media, marketing, dan behavioral science Kris Moerwanto sempat datang ke kantor Rumah UKM setelah mengakhiri sesinya secara online.

Executive coach, CEO Biznis.id dan ProIndonesia Foundation Budi Isman, yang selalu hadir sebagai pembicara sejak ISTW 2019; pakar pemasaran Yuswohady; dan pemilik Jukajo Raja Fauzi menyampaikan materinya via online — namun pemerhati perkembangan ilmu komunikasi, media, marketing, dan behavioral science Kris Moerwanto sempat datang ke kantor Rumah UKM setelah mengakhiri sesinya secara online.
Ada juga beberapa alumni BBB yang hadir di Rumah UKM, antara lain Rifqi Giwing, pemilik restoran ramen Nomi Nomi; CEO brand minuman Glek Aresdi Mahdi Asyathry yang memberikan dukungan berupa Glek Thai Tea dan iced coffee; pemilik Anita Family Bakery, Dhin Aju, Tungga Dewi, dan Alana Just Baked, Nizar Yahya dari Sumenep, Madura yang mendukung acara dengan kue-kue dari Alana; Agus dari Burger Qebul Jakarta; Danang dari Hayu Coffee, Tangerang; Ibu Etty dari MULA Jakarta dan Mbak Dissi dari Depok; Pak George dari Jakarta; penulis dan editor Oksand dari Bogor; Satrio dari Sibambo Studio Semarang, Surachman dari Makassar; serta Syawal dan Firman dari Jakarta.


Pada tengah hari, semua yang hadir di kantor Rumah UKM berkumpul untuk syukuran ulang tahun ke-73 Pak Bi, yang mencetuskan gerakan Indonesia Spicing The World empat tahun lalu. Dipimpin oleh Dion, hadirin mendoakan agar Pak Bi senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah SWT agar bisa terus menyebarkan semangat gerakan Indonesia Spicing The World ke penjuru negeri dan membumbui dunia melalui UKM.

Sebelum menikmati nasi tumpeng dari Suap Sedap dan kue custom dari Cakeforia, Pak Bi dihadiahkan resin Indonesia Spicing The World, yang khusus dibuat oleh Cerita Resin dan dibawa langsung dari Jogja oleh Melisa Darmawan dan pelukisnya Rosyadiah Agusta atau Ocha.
Pembicara pamungkas tak lain dan tak bukan adalah Pak Bi yang memperkenalkan Lapak UKM, sebuah platform yang beliau persiapkan untuk UKM dan siapapun yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Ditemani oleh Iwan Himawan, alumni BBB dan advisor khusus untuk LapakUKM, Pak Bi menjelaskan pandemi tiga tahun terakhir ini rentetannya panjang karena tidak hanya UKM yang terdampak, tapi juga korporat, pemerintah, perusahaan-perusahaan besar, dan ujung-ujungnya adalah rakyat.
Kata Pak Bi, dengan memberikan peluang kepada siapapun yang terkena dampak PHK, maka mereka bisa menjadi “lokomotif” yang menarik gerbong-gerbong di belakangnya, yaitu UKM, perusahaan, hingga ujungnya adalah memperbaiki keadaan ekonomi negara.

Peluang yang diberikan oleh Lapak UKM kepada teman-teman yang terkena PHK adalah konsep dropship. Sistem ini meringankan karena tidak perlu membeli stok barang, karena dropshipper menjadi semacam perantara produsen dengan pembeli — beda dengan reseller yang harus memiliki modal untuk membeli paket produk untuk ditaruh di gudang sebelum dijual. Dengan sistem dropship yang diterapkan Lapak UKM, produsen jadi tahu data dari end consumer mereka.
Ke depannya, Lapak UKM juga akan merangkul berbagai komunitas seperti Oke Oce, Evapora, BUMN yang memiliki UKM binaan, dan lain sebagainya. Sebagai penutup, Pak Bi menjelaskan bahwa platform tersebut adalah bentuk kepedulian beliau untuk membuat semua orang Indonesia punya uang dengan menjadi reseller.

Webinar ISTW selesai sekitar pukul 16.00, dengan jumlah peserta yang mengikuti lewat Zoom mencapai hingga 800 orang lebih. Keseluruhan acara online didukung oleh team Evapora di bawah komando Ihsan Fauzi Rahman.
Sampai jumpa di gelaran Indonesia Spicing The World tahun depan!
Penulis: Nadia VH