Categories
Artikel

BISA BIKIN KATEGORI BARU

Saat ini setiap pelaku usaha mengandalkan keunggulan kompetitif. Kondisi ini  mendorong terjadinya persaingan harga, kualitas, positioning serta inovasi yang menciptakan  ‘hypercompetition’ (D’Aveni, 1994). Hal ini menyebabkan  siklus hidup produk semakin pendek dan mempengaruhi tingkat penjualan,

Roger Dooley menyatakan jika penjualan anda mulai terhenti, mungkin sudah waktunya untuk berpikir di luar kebiasaan—yaitu, ubah kategori produk Anda saat ini! Misalnya, jika Anda berkecimpung dalam bisnis permen, langkah pertama merumuskan ulang atau mengemas ulang agar produk tidak seperti permen (Dooley, 2012). Namun perlu menjadi perhatian, saat berpikir kreatif untuk menciptakan “kategori produk baru” sebaiknya lebih dekat dengan apa yang dicari pelanggan Anda.  “Creativity is great, but don’t get so imaginative that you misrepresent the underlying product!” (Dooley, 2012)

Cara ini pernah dilakukan Pak Bi  saat ditanya pak Yogi Hendra, “Saya punya mesin permen dengan kapasitas 2 juta pcs per hari. Baru terisi 300 ribu pc per hari dengan merek Chelsea. Nah, saya minta pak Biakto mengisi yang 1,7 juta pcs per hari.”

Pak Bi bukannya membuat merek permen, malah membuat kopi berbentuk permen sebagai gantinya ritual kopi yang kemudian dikenal dengan Kopiko. Pak Bi menciptakan value yang sekaligus menciptakan “New Category” permen Kopiko dengan “Gantinya Ngopi” yang menawarkan tetap bisa produktif meski mata terasa ngantuk.

Bila Mata Ngantuk, Tapi Anda Sibuk

Tak Sempat Ngopi,

Ambil Saja Kopiko, Kopi Permen Kopiko

Kopiko, Gantinya Ngopi

Bagi pelaku usaha yang ingin mengemas ulang atau merancang “New Category” untuk produk Anda saat ini, segera daftarkan diri anda di Workshop “Magnet Branding” yang akan dilaksanakan 28-30 November 2022

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Made in Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

Silakan subscribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto.official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.

 

Penulis: JF Sebayang

@jfsebayang