“The Spreadable Product as New Business Paradigm” (Adam Penenberg, 2009)
Kata “viral” mengadopsi istilah yang ada di epidemiologi untuk menjelaskan bagaimana konten menyebar dari pengguna ke pengguna melalui Internet. Namun, ada perbedaan viralitas online dan yang terjadi di alam. Viralitas online umumnya tidak menyebar dengan sengaja, tapi merupakan produk sampingan alami dari perilaku manusia yang antusias menyebarkan ide, informasi, opini, tautan ke blog, foto, video, dan layanan Web. (Penenberg, 2009).
Kemudian pelaku usaha melihat kebiasaan orang untuk berbagi konten dan kemudian menyebar secara massif menjadi viral menjadi sebuah potensi “Growth Engine (mesin pertumbuhan).” Potensi ini menciptakan metode Viral Marketing dan Viral Loop sebagai “Growth Engine” Bisnis yang berkelanjutan.
Viral Marketing fokus pada pembuatan konten yang menarik dan sangat mudah dibagikan melalui media sosial untuk menciptakan Brand Awareness . Sedangkan Viral Loop fokus pada customer-acquisition, sebuah konten yang mendorong pelanggan untuk memberi tahu ke lebih banyak orang tentang Anda dan kemudian ikut bergabung menjadi pelanggan. “A viral loop is a mechanism that drives continuous referrals for continuous growth.”
Pada peringatan 3 tahun “Indonesia Spicing the World” menghadirkan Riyeke Ustadiyanto sebagai pembicara dengan materi “PPKM, Cuan Jalan Terus ” yang berisi insight cara kerja Viral Funnel yang menciptakan viral pada marketing dan selling agar bisnis bisa bertumbuh di masa krisis.

Pelaku UMKM dapat menerapkan BlitzScaling yang memprioritaskan pertumbuhan bisnis pada empat faktor pertumbuhan, yaitu (1) Market Size, (2) Distribution, (3) High Gross Margin dan (4) Network Effect.
Materi mas Riyeke Ustadiyanto lengkapnya dapat disaksikan di sini.
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silakan subscribe channel YouTube Pak Bi untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.