Baldwin (2020) menyatakan pandemi covid 19 menyebabkan mengakibatkan “shock demand”, sehingga mempengaruhi perekonomian negara. Hal yang pertama terjadi munculnya penurunan permintaan dari rumah tangga, karena (1) adanya pembatasan mobilitas orang dan barang sehingga akan mengurangi permintaan dan (2) orang yang terinfeksi covid harus mengalami tahap isolasi dan situasi ini akan mempengaruhi produktivitas kerja yang berpotensi mengalami penurunan pendapatan dan putusan hubungan kerja (PHK).
Rumah tangga yang mengalami penurunan pendapatan dan permintaan akan mempengaruhi perusahaan baik dari sisi produksi dan profit yang akan diperoleh. Kondisi ini akan mendorong perusahaan melakukan efisiensi produksi dan menekan biaya produksi dengan cara merumahkan pekerja atau melakukan PHK. Keputusan ini akan semakin menekan sisi permintaan pada sektor rumah tangga.
Adanya penurunan permintaan rumah tangga dan penurunan produksi perusahaan akan mempengaruhi hubungan perdagangan ekspor dan impor dan situasi ini akan berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi secara global.

Pandemi Covid 19 juga mempengaruhi perekonomian Indonesia, BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi minus 3,49 persen pada kuartal III 2020 yang menempatkan Indonesia masuk fase resesi. UMKM merupakan salah satu sektor yang mengalami dampak pandemi Covid 19 yang memiliki kontribusi sebesar 57,24 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mengeluarkan kebijakan subsidi bunga dan penundaan pembayaran cicilan pokok umkm. Pemerintah memberikan subsidi bunga untuk umkm selama 6 bulan kepada 60,6 juta rekening umkm yang meminjam pada perbankan maupun non perbankan seperti lembaga pembiayaan.
Namun dari sisi pelaku usaha inilah pentingnya memiliki Brand Plan dan Business Plan yang menjadi panduan untuk mengelola bisnis dengan mempertimbangkan faktor makro dan mikro ekonomi sehingga dapat beradaptasi secara cepat dengan perubahan yang terjadi.

Oleh sebab itu, Pak Bi bersama Pak Budi Isman menyelenggarakan “Workshop No Brand No Business” sehingga pelaku usaha memperoleh pemahaman tentang Brand secara benar sekaligus membangun Bisnis yang “Profitable, Growth dan Sustainable” sehingga UMKM dapat pulih dari dampak Covid-19.
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Indonesia”