Categories
Artikel

BRANDING DAN GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX (GCI)

World Economic Forum sejak tahun 2005 membuat analisis daya saing yang komprehensif untuk mengukur daya saing setiap negara dengan mengukur fondasi mikroekonomi dan makroekonomi. Ukuran analisis daya saing negara ini kemudian dikenal dengan Global Competitiveness Index (GCI).

World Economic Forum membuat pengertian daya saing adalah

Competitiveness as the set of institutions, policies, and factors that determine the level of productivity of an economy, which in turn sets the level of prosperity that the country can earn.

Berdasarkan analisis Global Competitiveness Index (GCI). periode 2010-2018, menempatkan Indonesia berada pada rentang peringkat 36-44 dengan GCI berada pada kisaran 4,4-4,7.

World Economic Forum dalam mengembangkan Global Competitiveness Index menggabungkan 114 indikator yang menjelaskan konsep penting terkait dengan produktivitas. Indikator-indikator ini dikelompokkan menjadi 12 pilar, yaitu institutions, infrastructure, macroeconomic environment, health and primary education, higher education and training, goods market efficiency, labor market efficiency, financial market development, technological readiness, market size, business sophistication, dan innovation.

Keduabelas pilar tersebut disusun menjadi tiga sub indeks, yaitu (1) basic requirements, (2) efficiency enhancers, (3)  innovation and sophistication factors, seperti yang terlihat dalam gambar berikut ini :

Sumber : https://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2015-2016/methodology/

Pilar 11 Business sophistication menekankan bahwa bisnis yang memiliki efisiensi yang tinggi dalam memproduksi barang dan jasa akan meningkatkan produktivitas, sehingga dapat meningkatkan daya saing suatu negara.

Disamping itu strategi dan operasional perusahaan akan mempengaruhi proses bisnis yang canggih dan modern (yang meliputi branding, marketing, the presence of a value chain, and the production of unique and sophisticated products).

Begitu strategisnya keberadaan Brand dalam sebuah Bisnis, maka Pak Bi mendirikan Rumah UKM dan BukanAkademi (partner Rumah UKM dibidang Edukasi) pada tahun 2014 sebagai sarana belajar “Bisnis dan Brand” sehingga pelaku usaha memperoleh pemahaman tentang Brand secara benar dalam membangun Bisnis yang “Profitable, Growth dan Sustainable” dan sekaligus berkontribusi untuk meningkatkan Global Competitiveness Index Indonesia.

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Indonesia”.