Selang tiga bulan dari edisi pertamanya, workshop offline eksklusif Bisa Bikin Brand hadir kembali pada Senin, 19 September hingga Selasa, 20 September 2022 di Ramayana Terrace Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat.
Selama dua hari penuh, peserta workshop akan mempelajari ilmu branding yang paling mutakhir secara mendalam, terutama karena Marketing-Branding-Selling mengalami perubahan yang sangat signifikan akibat pandemi COVID-19. Bagaimana menyiasati keadaan di mana konsumen sudah hidup di era Marketing 4.0, sementara Anda masih jualan dengan strategi Marketing 1.0?
Di hari pertama workshop, peserta akan mempelajari evolusi marketing dari Marketing 1.0 (product-centric), Marketing 2.0 (consumer-centric), Marketing 3.0 (customers’ identity), Marketing 4.0 (community-based); lalu materi tentang Evangelist, Tribes, Consumers Response, From Purchase to Addiction (dari pembelian ke kecanduan), dan terakhir From Popularity to Reputation (dari popularitas ke reputasi).
Marketing 1.0 adalah product-centric marketing dengan tujuan untuk menjual produk, sementara itu Marketing 2.0 adalah consumer-oriented marketing yang bertujuan untuk memuaskan dan mempertahankan konsumen yang ada. Dalam Marketing 1.0, produsen melihat pasar sebagai pembeli massal dengan kebutuhan fisik, sedangkan dalam Marketing 2.0, produsen menganggap pasar terdiri dari konsumen yang lebih pintar dengan pikiran dan hati.
Sementara itu, Marketing 3.0 merupakan value-driven marketing dengan tujuan “Make the world a better place.” Ini adalah marketing berbasis nilai-nilai human spirit yang peduli pada kehidupan manusia sebagai bagian planet bumi yang lebih baik, di samping dari keuntungan yang tentunya selalu dikejar.
Bagaimana dengan Marketing 4.0, atau Marketing Mix 4Es? Di era Marketing 4.0, produsen mau tidak mau harus masuk ke konsumen melalui engagement. Dalam workshop offline eksklusif BBB bulan Juni lalu, Pak Bi mencontohkan bahwa konsumen di era marketing ini “hanya mau membeli dari yang dikenal, bukan yang terkenal.”
Era Marketing 4.0 ini ditandai dengan pertumbuhan sosial media yang pesat, membuat kita semua hidup di era di mana transaksi produk tidak lagi dilihat dari calon konsumen yang tertarik pada keunggulan produk, tetapi engagement mereka terhadap produk kita. Keputusan pembelian juga tidak lagi bergantung pada keunggulan produk, melainkan review, rating, dan recommendation dari “the person I know in person” atau orang yang kita kenal secara pribadi.
Salah satu perubahan yang terlihat jelas adalah unsur 4P di Marketing 1.0 dan Marketing 4.0: dari Product, Price, Place, Promotion menjadi Engagement, Price, Place, Promotion. Berarti, produsen harus mengalihkan fokus dari sekadar jualan produk ke jualan engagement karena konsumen tidak lagi mencari yang lebih baik, namun mencari opsi yang paling akrab dengan mereka.
Kini, harga bukan lagi masalah Rupiah, melainkan excitement atau kegairahan dalam memakai atau mengonsumsi produk suatu produsen. Distribusi juga sebaiknya tidak terpusat, sehingga konsumen tidak harus masuk ke toko untuk membeli produk. Hal yang juga mencolok di era Marketing 4.0 adalah promosi dan iklan yang beralih ke para Evangelist, atau konsumen yang senang dan puas serta dengan sukarela berbagi cerita mengenai pengalamannya menggunakan suatu produk.
Penulis: Nadia VH