“A typical Indonesian meal might be described as a simple mound of rice accompanied by several savory side dishes of vegetable, fish or perhaps a meat or poultry dish, with a chili-hot condiment or sambal on the side and peanuts, crispy wafers (krupuk) and fried shallots sprinkled on top to provide a crunchy contrast”. (Heinz von Holzen & Lother Arsana, 2006)
Holzen dan Arsana (2006) mendeskripsikan makanan khas Indonesia berupa nasi, dengan lauk gurih dari sayuran, ikan atau mungkin daging, sambal dan krupuk serta taburan bawang merah goreng untuk memberikan efek kontras yang renyah.
Sambal menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari masakan di Indonesia. Hokky Situngkir menyebutkan dari 30.000 resep masakan yang dikumpulkan secara partisipatif di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia http://www.budaya-indonesia.org terdapat lebih urang 100 jenis sambal dan saus se-nusantara. Tiap sambal memiliki bahan bumbu yang berbeda-beda, yang menghadirkan cita rasa yang unik di lidah kita. Tulisan selengkapnya dapat dilihat pada ( https://qact.wordpress.com/2019/04/28/big-data-masakan-nusantara/?s=08#more-1037 )
Hokky Situngkir, Ardian Maulana, dan Rolan M. Dahlan melakukan riset tentang makanan tradisional Indonesia yang dipublikasi dengan judul “A Portrait of Diversity In Indonesian Traditional Cuisine” bisa dilihat pada http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.2703706
Dari hasil kajian ini kita dapat melihat Peta Kekerabatan Sambal se-Indonesia yang merupakan kekayaan keberagaman Indonesia. Hokky Situngkir menyebutkan mencicipi tiap noktah sambal dalam “Peta Kekerabatan Sambal se-Indonesia” menjadi perjalanan pengalaman pedas gurihnya masakan etnis Indonesia yang ber-bhinneka tunggal ika.
Selain itu Hokky Situngkir menyatakan bahwa pohon kekerabatan tersebut memberikan peluang inovasi food dressing berdasarkan tingkat cita rasa. Adanya perkembangan sains dan teknologi informasi membuka peluang untuk membuat kreasi masakan baru yang akan menjadi kekuatan ekonomi (kreatif). Hal ini menujukkan bahwa Identitas keberagaman Indonesia menyimpan kekayaan ekonomis yang luar biasa.
Hal ini yang selalu diingatkan Pak Bi kepada pelaku UMKM untuk memadukan inovasi dan Kearifan Lokal dan Kultur Budaya untuk menciptakan DNA untuk Produk UMKM, sehingga tercipta Produk yang Authentic, Relevant dan Meaninful.
Ini saatnya INDONESIA “Membumbui Dunia dengan SAMBAL KHAS INDONESIA ”