Influencer marketing menjadi pendekatan pilihan alternatif di era “mass disruption” karena memiliki keunggulan dari sisi kemampuan menjangkau audiens secara luas dari ribuan hingga jutaan pengikut (follower) dan mempunyai pengaruh yang kuat karena memiliki authority yang dipercaya oleh pengikutnya. Berdasarkan riset yang dilakukan Collective Bias, sebuah agensi influencer yang fokus pada konsumen dan ritel, menunjukkan konten influencer dilihat tujuh kali lebih lama daripada iklan digital rata-rata ( dua menit 18 detik untuk konten influencer dan 19 detik untuk iklan digital versus) (Backaler, 2018).
Meskipun influencer marketing memiliki keunggulan, namun ada tantangan yang harus diperhatikan pelaku usaha saat menggunakan influencer untuk mempromosikan produk mereka. Menurut Backaler (2018) tiga tantangan influencer, yakni saat influencer menjadi Brand Competitor, saat influencer menjadi Co-Creator dan saat influencer menjadi distributor.
Taryn Southern mengingatkan saat pelaku usaha menggunakan influencer, salah satu hal yang penting menjadi perhatian influencer adalah Brand – Personal Brand. Jadi saat dua Brand dipadukan maka berpotensi untuk saling meniadakan. Misalnya saat personal Brand influencer lebih kuat dari Produk Brand, maka influencer dapat memutuskan untuk mengembangkan produk Brand mereka sendiri (Backaler, 2018). Pada situasi ini influencer berubah menjadi Brand Competitor, oleh sebab itu pelaku usaha harus berhati-hati saat berkolaborasi dengan influencer, karena selalu ada di benak influencer bahwa mereka dapat melakukannya lebih baik dengan Brand mereka sendiri (Backaler, 2018).
Ada sebagian influencer yang tidak berkeinginan memiliki perusahaan mereka sendiri, namun lebih tertarik membuat konten yang menarik untuk audiens mereka. Influencer tipe ini lebih memiliki passion di area content creator. Pelaku usaha bisa memperoleh manfaat yang besar saat bekerjasama dengan influencer co-creator karena dapat mendorong pengembangan produk dan menjangkau audiens yang lebih luas (Backaler, 2018). Namun, pelaku usaha harus berhati-hati, karena influencer co-creator dapat bekerjasama dengan pesaing anda. Oleh sebab itu, jenis kemitraan dengan influencer co-creator sebaiknya berorientasi jangka panjang untuk memperoleh manfaat untuk membangun produk brand.
Kemitraan dengan influencer dapat juga dibangun dengan menempatkan influencer sebagai saluran distribusi produk, pendekatan ini biasanya dilakukan untuk pasar internasional (Backaler, 2018). Pelaku usaha mencari influencer yang memahami perilaku dan kebiasaan konsumen lokal dan kemudian membuat kesepakatan yang saling menguntungkan dengan influencer untuk menjual produk melalui saluran media sosial influencer, atau memasukkan produk mereka ke etalase online influencer yang ada. Hubungan kemitraan ini mempercepat produk masuk ke pasar lokal lebih cepat dan mengurangi investasi untuk membangun gudang dan kantor cabang sampai produk terbukti diterima pasar lokal.
Disamping itu, Pak Bi dalam Workshop “Branding Marketing Selling”, menyampaikan tiga jenis peran dapat mempengaruhi peningkatan “Trust” pada produk kita, yakni influencer, endorser dan testimoni. Influecer adalah seseorang yang punya authority yang kuat yang perilakunya diikuti followers/fans tanpa menawarkan atau dibujuk rayu. Sedangkan, endorser adalah seseorang yang mendorong atau menyuruh orang lain beli padahal dia sendiri engga beli atau engga pakai. Selain itu, ada testimoni yang merupakan seseorang yang mengaku pakai, sharing pengalaman menggunakan produk dan mengendorse untuk memakai produk. Meski i influencer, endorser atau testimoni memiliki peran yang berbeda, namun ketiganya memiliki satu kesamaan, yakni memiliki ‘authority’ yang membuat pengikutnya percaya kepada mereka.
Pak Bi membagikan tips cara menciptakan ‘authority’ bagi influecer, yakni: temukan Value Anda (DNA dan Core Value), posting konten setiap hari, memposting 80% tentang apa yang anda ingin dipercaya, content yang mendisrupsi pesaing, menguasai ilmu copywriting yang High Call to Action dan konsisten
Bagi pelaku usaha yang tertarik menggunakan“influencer canvas” untuk menyusun strategi branding dan marketing silahkan untuk mengikuti serial workshop “Branding Marketing Selling”, “Magnet Branding” dan “Brand Distruption”
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Made in Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silakan subscribe channel YouTube Pak Bi untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.