Categories
Artikel

MENCIPTAKAN BRAND DI BENAK KONSUMEN

“The Long-term Success of All Future Marketing Programs for a Brand is Greatly Affected by the Knowledge about the Brand in Memory that has been Established by the Firm's Short-term Marketing Efforts” (Kevin Lane Keller, 1993)

Kevin Lane Keller mengubah manajemen Brand, yang pada periode sebelumnya dari perspektif produsen ataupun pemasar dengan membentuk Brand Value dengan pendekatan mix marketing dan corporate identity dengan menawarkan pendekatan Brand dari perspektif konsumen.  Manajemen Brand dengan pendekatan berbasis konsumen (consumer-based approach) menggunakan cognitive psychology dan information-processing theory untuk melakukan analisis terhadap persepsi dan proses pengambilan keputusan dalam membeli konsumen terhadap sebuah Brand (Heding, Knudtzen and Bjerre, 2020)

Keller (1993) memperkenalkan konsep Brand Equity dari perspektif konsumen yang merupakan respon konsumen terhadap Brand Knowledge yang merupakan hasil aktivitas pemasaran yang menawarkan differensiasi sebuah produk (Brand). Brand Knowledge  merupakan sebuah asosiasi sebuah Brand dalam ingatan (pikiran) konsumen yang terdiri dari  Brand Awareness dan Brand Image.

Brand Awareness berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk (Brand) karena Brand Awareness membuat konsumen akan mengingat Brand saat memikirkan kategori produk dan memasukkan Brand dalam daftar pembelian produk. Brand Image  merupakan asosiasi konsumen terhadap Brand melalui atribut, manfaat, dan attitude. Atribute merupakan fitur yang mencirikan produk bisa berupa tampilan fisik atau perasaan saat menggunakan produk. Disamping itu, terdapat atribut yang tidak terkait langsung dengan produk, yakni informasi harga, kemasan, citra pengguna (kesan tipe orang yang mengkonsumsi merek) dan citra penggunaan (kesan konteks penggunaan merek). Manfaat produk merupakan ‘nilai’ yang diharapkan konsumen saat menggunakan produk Brand yang terdiri dari manfaat fungsional (“Apa Fitur Produk”), manfaat pengalaman saat menggunakan produk (“Konsumen Dapat Apa?”) dan manfaat simbolis (“Konsumen jadi Siapa”).

Oleh sebab itu, pelaku usaha dan pemasar membutuhkan pemahaman lengkap tentang perilaku konsumen sebagai dasar untuk membuat strategi yang tepat berkaitan dengan target market dan product positioning serta  taktik yang tepat dalam menyusun rencana marketing mix karena aset perusahaan yang paling berharga adalah Brand Knowledge  yang diciptakan di benak konsumen (Keller, 1993)

Bagi pelaku UMKM yang ingin menciptakan Brand Awareness dan Brand Image  di benak konsumen Pak Bi telah menyiapkan materi pembelajaran tentang BRAND dan BISNIS berdasarkan pengalaman 50 tahun membangun Brand-Brand di Indonesia, bagi pelaku UMKM  antara lain: workshop “Magnet Branding”, workshop “SPowercopywriting” dan worshop “Mindhacking Jingle”

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

Silahkan subscribe channel YouTube Pak Bi untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.