Categories
Artikel

MAU PERTUMBUHAN PRODUK MENINGKAT?

Frank Bass (1969) mengembangkan model untuk memprediksi pertumbuhan produk baru dengan merujuk model Difusi Inovasi yang dikemukakan Everest Rogers (1962). Rogers membuat klafisikasi katergori kelompok berdasarkan waktu adopsi, yakni: (1) innovators, (2) early adopters, (3) early majority, (4) late majority, dan (5) laggards (Rogers, 2003). Sedangkan Bass mengemukakan hanya ada dua tipikal individu dalam membuat keputusan mengadopsi, yaitu innovator dan imitator.

Innovator merupakan individu yang memutuskan untuk mengadopsi suatu inovasi secara independen dan tidak bergantung pada keputusan individu lain dalam  sistem sosial (masyarakat). Sedangkan imitator mengadopsi inovasi karena adanya tekanan sosial dan dipengaruhi oleh keputusan individu lain pada sistem sosial. Pada model Bass pertumbuhan inovasi sangat dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal.

Model Bass menyatakan innovator mengadopsi inovasi karena pengaruh eksternal (biasanya pengaruh iklan ataupun keunggulan produk inovasi), sedangkan imitator  mengadopsi inovasi karena pengaruh komunikasi dari mulut ke mulut dalam jejaring sosial ataupun adanya pengaruh opinion leader

Lebih lanjut, Peres, Mahajan, Muller (2009) menyebutkan pertumbuhan produk baru dipengaruhi komunikasi interpersonal, social inference dan jejaring eksternal (network externalities). Social inference mempengaruhi individu untuk mengadopsi inovasi karena orang ingin mempertahankan perbedaan sosial dan identitas kelompok (Bourdieu 1984).

Persaingan untuk menjaga status sosial merupakan pendorong pertumbuhan produk inovasi yang penting (Burt,1987) dan kecepatan difusi inovasi relatif lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang sensitif terhadap perbedaan status sosial (Stremersch dan Van den Bulte 2004).

Sinyal social inference biasanya menyebar melalui komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth). Sedangkan jejaring eksternal (network externalities) mempengaruhi individu mengadopsi inovasi karena melihat telah banyak konsumen yang mengadopsi  produk baru (Rohlfs 2001). Efek jejaring eksternal dipengaruhi media dan ritel.

Pak Bi pada workshop “Branding Marketing Selling” menjelaskan pada tahap awalnya pelaku usaha memulai usaha dengan menggunakan Marketing 1.0 dan Brand 1.0 yang fokus untuk menciptakan produk, menentukan harga dan jaringan distribusi serta promosi untuk memperkenalkan produk ke konsumen. Namun, Pak Bi mengingatkan pelaku usaha jangan terlalu lama pada fase ini, agar pertumbuhan produk dapat tumbuh dan berkelanjutan.

Pak Bi menyarankan pelaku usaha sebaiknya segera beralih ke Marketing 4.0  dan Brand 4.0 untuk menciptakan pelanggan menjadi promotor produk kita dan membangun tribes yang kuat sebagai crowd early adopters yang akan menghubungkan produk kita dalam jejaring interpersonal pelanggan kita.

Bagi pelaku usaha yang berminat memperkuat bisnis melalui Brand silahkan untuk mengikuti serial workshop “Branding Marketing Selling”, “Magnet Branding” dan “Brand Distruption

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Made in Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

Silakan subscribe channel YouTube Pak Bi untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.