Laju perkembangan inovasi teknologi mendorong persaingan usaha semakin ketat dan siklus hidup produk menjadi lebih pendek. Para market leader yang tadinya berorientasi mengejar keunggulan berkelanjutan mulai merasakan persaingan yang ketat. Setiap saat pemain baru bisa datang dengan menawarkan produk yang lebih baik dengan harga yang lebih terjangkau.
D’Aveni (1994) mengemukakan perusahaan yang ingin memenangkan persaingan harus mengubah orientasi strategi menjadi “Disruption, Not Sustaining Advantage.” Lebih lanjut, Fuchs dan Golenhofen (2019) menyebutkan disruptive innovation merupakan inovasi yang membuat sesuatu yang lama menjadi usang. Perubahan yang benar-benar mengubah permainan dan menciptakan sesuatu yang baru. “Changing the world radically often requires radical innovation” (Fuchs dan Golenhofen, 2019).
Pak Bi menyampaikan kita dapat melakukan disrupsi tanpa melakukan inovasi pada produk. Tapi cukup melakukan “Brand Disrupsi” dengan membuat pesaing tidak relevan di benak konsumen. Hal utama yang perlu menjadi perhatian saat melakukan “Brand Disrupsi”, yakni: BIG IDEA, UNIQUE, NEW CATEGORY, NEW RULES, BARRIER TO ENTRY DAN TIPPING POINT.
Bagi pelaku usaha ingin bisnisnya sustainable sebaiknya mampu mendisrupsi pesaing. Caranya?Segera daftarkan diri anda di Workshop Offline Eksklusif “Brand Disruption” yang akan dilaksanakan 20 Desember 2022
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Origin Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silakan subcribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto.Official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.
Penulis: JF Sebayang