Dunia mengalami kehebohan pada awal tahun 2020, akibat munculnya Covid-19 yang dengan cepat menyebar ke lebih 100 negara. Covid-19 yang menular melalui ‘dropped” orang yang terinfeksi Covid-19, maka upaya pencegahan penularan Covid-19 dengan melakukan pembatasan fisik (physical distancing) dan Work from Home (WFH).
Pemerintah menerapkan kebijakan Work From Home dan Pembatasan Fisik pada pertengahan bulan Maret 2020, dan ternyata memberikan pengaruh pada perekonomian Indonesia.
“Kok bisa gara-gara WFH dan pembatasan fisik, ekonomi bisa tergangggu?”, setidaknya inilah obrolan yang terjadi di warung-warung penjual nasi sesaat kebijakan pembatasan fisik dan WFH diberlakukan.
Schumpeter (1936) menyampaikan perekonomian itu seperti sirkulasi darah, Aliran Rumah Tangga yang membeli barang dan jasa akan memberikan pendapatan kepada perusahaan, sehingga perusahaan bisa membeli faktor produksi dari Rumah Tangga, dan ini menyebabkan Rumah Tangga mendapat penghasilan.
Saat kebijakan pembatasan fisik dan WFH yang diberlakukan secara tiba-tiba, yang tadinya resto, café dan warteg melayani makan siang para pekerja kantoran, mendadak kehilangan pembeli karena sebagian besar pekerja bekerja dari rumah. Peristiwa ini menganggu keseimbagan sirkulasi perekonomiam.
Hal ini terlihat dari laporan BPS tentang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, yang menyatakan pada Triwulan IV tahun 2009, kontribusi konsumsi sebesar 5,04 % dan pada Triwulan I tahun 2020 mulai turun menjadi 2,84% kemudian pada Triwulan II tahun 2020 terlihat mencapai minus 5,51%.
Situasi ini menempatkan perekonomian Indonesia menuju resesi ekonomi, jika tidak ada upaya untuk memulihkan aliran sirkulasi perekonomian ini.
Oleh sebab itu, Pak Bi berpandangan ini momen “Indonesia Spicing The World” menjadi sebuah gerakan kecil pelaku UMKM dan konsumen untuk mencegah resesi menerpa Indonesia.
Langkah kecil yang menggerakkan kembali “Demand” masyarakat dengan “Membeli Produk Yang Terdekat” dengan sekitar kita.
Berbelanja dengan orang yang terdekat dengan kita (keluarga teman, tetangga) akan membentuk gerakan ekonomi di sekeliling kita yang akan menggerakkan perekonomian secara agregat.
Inilah saat yang tepat bagi KONSUMEN menjadi Pahlawan Ekonomi Indonesia yang menyelamatkan Indonesia dari Resesi Ekonomi dengan mulai membeli produk yang terdekat dengan kita untuk menggerakkan perekonomian Indonesia.
Sebuah Langkah Kecil yang Membawa Perubahan Besar!