Mana lebih dulu Branding atau Selling? Ini merupakan pertanyaan sering diajukan pelaku usaha pertama kali saat ingin memulai usahanya. Pertanyaan ini akan lebih mudah terjawab, kalau kita bisa tahu perbedaan antara produk dan Brand.
Stephen King (WPP Group, London) menjelaskan perbedaaan antara produk dan Brand secara singkat, yakni:
“A product is something that is made in a factory; a brand is something that is bought by a customer.
A product can be copied by a competitor; a brand is unique.
A product can be quickly outdated; a successful brand is timeless.”
Produk merupakan sesuatu yang dibuat di pabrik; mudah ditiru pesaing dan dengan cepat menjadi usang. Sedangkan, Brand merupakan sesuatu yang dibeli pelanggan, unik dan tidak lekang oleh waktu.
Lebih lanjut, Royce Yuen menjelaskan perbedaan antara produk dan brand dengan mengambil contoh Toyota, Subaru dan Marcedes. Sejak tahun 2005, Toyota dan Subaru bekerjasama untuk mengembangkan mobil baru. Tahun 2011, kedua pabrik ini meluncurkan dua mobil yang hampir identik di Tokyo Auto Show. Dari segi desain dan performa, Toyota 86 dan Subaru BRZ sebenarnya adalah produk yang sama. Namun, perbedaan yang paling menonjol hanyalah logo yang berbeda yang mampu menarik pembeli yang berbeda. Ini merupakan bukti menarik bahwa konsumen memang membeli Brand (Yuen, 2021).
Yuen melanjutkan cerita perbedaan antara produk dan brand, dengan mengambil contoh pada Mercedes Benz sebagai Brand korporat, dan E-Class dan C-Class sebagai produk Brand. Mercedes menciptakan dua produk brand yang menawarkan Mercedes E-Class lebih mewah dan mahal dibandingkan Mercedes C-Class. Mercedes E350 60% lebih mahal daripada C200. Namun, MG C63 (yang merupakan bagian dari keluarga C-Class) dihargai 70% lebih tinggi daripada E350. Meski satu pabrikan, konsumenlah yang menentukan pembelian Brand.
Contoh ini menunjukkan saat konsumen berhubungan dengan Brand, mereka lebih fokus pada value yang bisa mereka dapatkan daripada harga yang mereka bayarkan. Jadi, Brand membuat perusahaan kebal terhadap perang harga (Yuen, 2021)
Inilah yang membuat Brand seperti Tiffany dan Chanel tidak melakukan diskon pada produk mereka. Oleh karena, mengurangi harga akan menurunkan value produk mereka. Hal yang menarik, saat ada desas-desus bahwa Chanel akan segera menaikkan harga ecerannya, orang-orang bergegas ke toko Chanel untuk membeli tasnya – bahkan selama COVID-19 (Yuen, 2021)
Kalau begitu besarnya pengaruh Brand terhadap penjualan, kenapa pelaku usaha lebih berorientasi pada produk daripada membangun Brand ? Studi yang dilakukan Carson et.al (1995) mengungkapkan pelaku usaha lebih berorientasi pada produk dan harga (Carson et.al, 1995) serta mengabaikan promosi dan membangun brand (Hill 2001).
Selain itu, ada cara pandang di kalangan pelaku UKM yang beranggapan menjual produk menghasilkan uang, dan membangun merek menghabiskan uang. Jadi, mereka berharap untuk mendapatkan keuntungan terlebih dahulu, dan kemudian menyisihkan persentase tertentu dari keuntungan tersebut untuk membangun Brand ketika dana mencukupi.(Yuen, 2021)
Padahal, membangun Brand harus dilakukan sebelum melakukan penjualan (Yuen, 2021). Branding merupakan sarana ampuh untuk membangun keunggulan kompetitif (Holt, 2003). Menurut Yuen, Branding dapat bersifat defensif dan ofensif. Strategi defensif dapat digunakan untuk mencegah pesaing merebut pelanggan dengan menciptakan “customer loyalty”, sedangkan strategi ofensif untuk memperluas basis pelanggan dengan menciptakan “blue ocean”.
Bagi pelaku UKM yang tertarik membangun Brand sebagai keunggulan kompetitif, Pak Bi memperkenalkan serial Workshop untuk membangun Brand, yakni “Branding-Marketing-Selling”, “Magnet Branding” dan “Brand Disruption.” Workshop ini akan mengajarkan pelaku UKM setiap tahapan untuk membangun Brand secara tepat dan singkat.
Bagi Alumni Bisa Bikin Brand ataupun Alumni Magnet Branding yang tertarik meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan membangun Brand sebagai strategi keunggulan kompetitif , silahkan untuk mengikuti Workshop Offline Eksklusif “Brand Distruption” tanggal 20 Desember 2022 di Hotel Ritz Carlton.
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Origin Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silahkan subcribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.
Penulis: JF Sebayang