Douglas Holt (2003) menyampaikan Branding menjadi salah satu aspek terpenting dalam strategi bisnis. Namun, umumnya pelaku UKM lebih fokus pada inovasi dan pengembangan produk baru, daripada memikirkan pemasaran, termasuk Branding (Stokes, 2000). Selain itu, sebagian pemilik Brand UKM menilai Branding berada di luar jangkauan mereka (Merrilees, 2007).
Sejumlah studi memperlihatkan pelaku UKM membangun Brand berbeda dengan cara korporasi membangun Brand. Kondisi ini karena UKM memiliki sumber daya terbatas dan tidak memiliki Brand Plan. Pelaku UKM membangun Brand dengan cara coba-coba, bereksperimen serta menggunakan intuisi daripada mengikuti strategi formal (Centeno, Hart dan Dinnie, 2013).
Studi yang dilakukan Centeno, Hart dan Dinnie (2013) menemukan ada lima tahapan yang dilalui UKM dalam membangun Brand, yakni: Brand sebagai person, Brand sebagai Produk, Brand sebagai Simbol, Brand sebagai Organisasi dan Pengembangan Brand Identity.
Pemilik Brand UKM umumnya membangun Brand bermula dari Brand sebagai person. Brand merupakan personifikasi dari pemilik merek (Krake, 2005), sehingga kerap ditemukan Brand UKM menggunakan nama istri atau anak. Namun, seiring pertumbuhan UKM, maka personifikasi pemilik Brand menurun. Oleh karena, semakin banyak karyawan yang terlibat dalam membangun Brand sehingga pengaruh pemilik Brand mulai berkurang dalam menentukan Brand.
Saat pemilik Brand memiliki pengetahuan yang luas tentang produknya dan memproduksi produk mereka untuk pertama kalinya, maka akan masuk ke fase Brand sebagai produk. Pemilik Brand akan melakukan eksplorasi produk sehingga mereka belajar untuk menghasilkan produk otentik mereka. Dalam fase ini, pemilik Brand akan menekankan pada Brand differentiation untuk menciptakan produk yang baru (Centeno, Hart dan Dinnie, 2013).
Fase berikutnya Brand sebagai Simbol, pemilik Brand menyadari pentingnya memilih nama merek, logo, dan warna yang baik. Biasanya pemilik Brand menggunakan strategi nama merek harus ‘singkat dan sederhana’, ‘menarik’, ‘mudah diingat’ dan ‘membangkitkan asosiasi dan manfaat positif (Centeno, Hart dan Dinnie, 2013).
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis, maka UKM memiliki nilai organisasi yang bisa ditemukan pada kerjasama tim, komunikasi, kreativitas, inovasi dan manajemen. Biasanya UKM memiliki seperangkat nilai organisasi unik yang digerakkan oleh nilai dan visi pribadi pemilik merek (de Chernatony, 2001). Nilai organisasi ini menjadi Brand differentiation UKM yang membedakannya dengan pesaing.
Centeno, Hart dan Dinnie (2013) menyebutkan fase Brand sebagai person, Brand sebagai Produk, Brand sebagai Simbol, dan Brand sebagai Organisasi merupakan tahapan awal membangun Brand UKM yang prosesnya dilakukan secara coba-coba. Selanjutnya, pemilik Brand akan masuk ke tahap pengembangan Brand Identity. Menurut Aaker (1996), Brand Identity adalah “a unique set of brand associations that the brand strategist aspires to create or maintain.”
Membangun Brand dengan cara coba-coba membutuhkan waktu yang lama bahkan kadang melelahkan pelaku UKM. Oleh sebab itu, Pak Bi memperkenalkan serial Workshop untuk membangun Brand, yakni “Branding-Marketing-Selling”, “Magnet Branding” dan “Brand Disruption.” Adapun tujuan serial workshop ini agar memudahkan pelaku UKM membangun Brand secara singkat dan tepat.
Pak Bi menyusun materi Brand melalui serial Workshop untuk memudahkan pelaku UKM memahami konsep Brand dan sekaligus mampu mempraktekkan pengetahuan yang dimiliki pada bisnis yang sedang dijalankan.
Bagi Alumni Bisa Bikin Brand ataupun Alumni Magnet Branding yang tertarik meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan membangun Brand pada era hypercompetition, siahkan untuk mengikuti Workshop Offline Eksklusif “Brand Distruption” tanggal 20 Desember 2022 di Hotel Ritz Carlton.
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Origin Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silahkan subcribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.
Penulis: JF Sebayang