One Approach to Introducing a Strategic Orientation is to Change The Primary Focus from Managing Short-Term Financials to The Development and Maintenance of Assets and Skills.
(David Aaker, 1990)
David A. Aaker dalam pengantar “Managing Brand Equity (1991)” menyatakan langkah strategis berawal dari perubahah orientasi dari fokus pada pendapatan keuangan dalam jangka pendek menjadi fokus mengelola aset dan ketrampilan.
Menurut Aaker, aset merupakan sesuatu yang dimiliki perusahaan (seperti nama merek atau lokasi distrubusi) yang lebih unggul dari pesaing, sedangkan ketrampilan merupakan sesuatu yang dilakukan pelaku usaha/perusahaan dengan lebih baik dibanding pesaing.
Dalam pandangan Aaker, aset dan keterampilan merupakan dasar keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Namun, yang menjadi tantangan cara mengidentifikasi aset dan keterampilan utama yang menjadi dasar keunggulan kompetitif perusahaan sehingga bisa dikelola dan digunakan secara efektif.
Konsep aset sebagai penghasil arus laba sudah hal yang umum dalam bisnis terutama yang tercatat dalam necara keuangan. Namun, aset terpenting dari sebuah perusahaan (seperti orang dan nama merek), yang merupakan intangible asset dan seringkali tidak muncul di neraca keuangan seringkali tidak dikelola dengan baik bahkan diabaikan.
Oleh sebab itu, Aaaker mengusulkan bagi pelaku usaha untuk melakukan langkah strategis dengan folkus pada aset dan ketrampilan untuk tujuan bisnis jangka panjang, Salah satu upaya meningkatkan aset dan ketrampilan bagi wirausaha baru dan pelaku usaha yang “Ingin Naik Kelas” dengan berinvestasi pada ketrampilan dasar “Branding Marketing, Selling” yang akan menciptakan bisnis yang “Profitable, Growth dan Sustainable
Pak Bi membuat analogi BERLARI untuk menjelaskan tentang “Branding Marketing Selling” yang merupakan ketrampilan dasar yang sangat penting dalam bisnis yang tidak bisa dipisakan.
Bayangkan bisnis itu ibarat lomba lari 100m menuju garis finish. Dan garis finish itu adalah TRANSAKSI. Bagilah 100m itu menjadi 3 etape.
Etape pertama kita sebut MARKETING, yang umum dikenal dengan 4P, kita mempersiapkan mempersiapkan Produk, menghitung Harganya, menyusun Distribusinya dan merancang Promosinya. Marketing merupakan tahapan Awareness dan Knowledge atas produk yang dipasarkan.
Etape kedua adalah BRANDING. Kita bekerja untuk memasukan Value ke dalam benak sehingga nama merek masuk dalam Evoke List calon konsumen sehingga terbentuk product category atau Market Category saat nama merek disebut seseorang.
Etape ketiga adalah SELLING. Langkah ini merupakan bagian paling penting dalam misi bisnis karena menjadi tujuan akhir, sebuah TRANSAKSI.
Kemampuan pelaku UMKM dalam mengelola intangible asset yang menciptakan dan mempertahankan arus kas (cash flows) karena memiliki asosiasi dan persepsi yang unik yang memotivasi konsumen untuk membeli produk anda dan bukan produk pesaing.
Pak Bi memahami kebutuhani pelaku usaha untuk mampu mengelola intangible asset bisnis mereka maka Pak Bi mendirikan Rumah UKM dan BukanAkademi (partner Rumah UKM dibidang Edukasi) tahun 2014 sebagai sarana belajar “Bisnis dan Brand” bagi Wirausaha Baru (New Enterpreuner) ataupun pelaku UMKM yang ingin Naik Kelas (Scalling Up)
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Indonesia”