Prisma Volume 40 (2021) mengangkat topik dialog “Diplomasi Gastro”, cara Negara memperkenalkan makanan khas mereka ke negara lain. Biasanya diplomasi gastro melalui sektor pariwisata. Namun, dengan kondisi pandemi Covid 19 yang membatasi pergerakan orang sehingga menjadi tantangan memperkenalkan makanan Indonesia di masa pandemi Covid 19 melalui sektor pariwisata.
Menarik pandangan Indrakarona Ketaren mengenai pendekatan yang dapat digunakan untuk memperkenalkan makanan Indonesia di luar negeri. Indrakarona Ketaren menyampaikan Indonesia memiliki potensi untuk mengekspor bumbu masakan yang terbuat dari rempah-rempah yang ada di Indonesia.
Pendekatan mengekspor bumbu masakan ini karena Indonesia sulit bersaing dengan Thailand dan Vietnam dalam mendirikan restoran di luar negeri. Mengekspor bumbu masakan membuat masyarakat luar negeri memasak sendiri masakan Indonesia dengan menggunakan bumbu-bumbu yang berasal dari Indonesia lengkap dengan cara mengolah dan memasaknya. (Rubrik Dialog “Diplomasi Gastro Indonesia”, Prisma Volume 40,2021).
Temuan Hokky Situngkir, dkk yang dipublikasi dengan judul “A Portrait of Diversity In Indonesian Traditional Cuisine” yang menyebutkan makanan khas Indonesia sebagian besar bahan bakunya menggunakan bawang, maka gagasan untuk mengekspor bumbu masakan Indonesia harus mempertimbangkan ketersediaan bahan baku bawang di Indonesia.
Saat ini produksi bawang putih tahun 2020 mencapai 81,8 ribu ton dan sektor rumah tangga menjadi konsumen terbesar bawang putih sebesar 91,02% dari total konsumsi bawang putih (BPS. 2021). Oleh sebab itu, untuk mewujudkan ekspor bumbu masakan Indonesia harus disertai dengan meningkatkan produksi dan luas panen bawang putih.
Laporan BPS (2021) menyebutkan daerah produksi bawang putih terbesar adalah Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. Jawa Tengah berkontribusi sebesar 40,71% terhadap produksi nasional dengan produksi mencapai 33,3 ribu ton dan luas panen 5,42 ribu hektar. Nusa Tenggara Barat berkontribusi sebesar 30,08% dengan produksi mencapai 24,61 ribu ton dan luas panen 2,47 ribu hektar. Jawa Timur berkontribusi sebesar 7,21% dengan produksi mencapai 5,9 ribu ton dan luas panen 1,24 ribu hektar.
Begitu besarnya potensi kekayaaan Indonesia di sektor bumbu masakan point penting yang harus kita miliki saat ini seperti yang disampaikan Pak Bi, “Bukalah pikiran seluas-luasnya untuk mengambil posisi terdepan”
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Bumbu Masakan Tradisi Indonesia”