Holzen dan Arsana (2006) mendeskripsikan makanan khas Indonesia berupa nasi, dengan lauk gurih dari sayuran, ikan atau mungkin daging, sambal dan krupuk serta taburan bawang merah goreng yang memberikan efek kontras yang renyah.
“A typical Indonesian meal might be described as a simple mound of rice accompanied by several savory side dishes of vegetable, fish or perhaps a meat or poultry dish, with a chili-hot condiment or sambal on the side and peanuts, crispy wafers (krupuk) and fried shallots sprinkled on top to provide a crunchy contrast”. (Heinz von Holzen & Lother Arsana, 2006)
Taburan bawang goreng pada makanan menjadi keistimewaan makanan khas Indonesia. Kerenyahan dan aroma wangi bawang goreng memberikan sensasi kenikmatan tersendiri.
Indonesia mengenal beberapa varietas bawang merah lokal antara lain bawang merah Brebes, bawang merah Cipanas, bawang merah Samosir, dan bawang merah Sumenep.
Di kalangan produsen bawang goreng, bawang merah Sumenep yang paling disukai sebagai bahan baku pembuatan bawang goreng karena kandungan air yang relatif kecil sehingga lebih cepat matang dan kering saat dimasak. Selain itu, bawang goreng dengan bahan baku bawang merah Sumenep memiliki rasa yang manis dan ringan dengan aroma bawang goreng yang khas.
Bawang merah lokal Indonesia menjadi potensi kekayaan cita rasa bumbu masakan khas Indonesia yang dapat menjadi komoditas ekspor sehingga masyarakat luar negeri dapat memasak sendiri masakan Indonesia dengan menggunakan bumbu-bumbu yang berasal dari Indonesia lengkap dengan cara mengolah dan memasaknya.

Saat ini produksi bawang merah tahun 2020 mencapai 1,82 juta ton dan sektor rumah tangga menjadi konsumen terbesar merah sebesar 93,92% dari total konsumsi bawang putih Laporan BPS (2021) menyebutkan daerah produksi bawang merah terbesar adalah adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Jawa Tengah berkontribusi sebesar 33,86% terhadap produksi nasional dengan produksi mencapai 611,17 ribu ton dan luas panen 65,41 ribu hektar. Jawa Timur berkontribusi sebesar 25,04% dengan produksi mencapai 454,58 ribu ton dan luas panen 47,5 ribu hektar. Nusa Tenggara Barat berkontribusi sebesar 10,4% dengan produksi mencapai 188,74 ribu ton dan luas panen 17,57 ribu hektar.
Bawang goreng yang menjadi komponen makanan khas Indonesia dapat menjadi potensi mengembangkan industri bumbu masakan khas Indonesia. Hal ini yang diingatkan pak Bi bagi pelaku UMKM yang ingin membangun bisnis yang memiliki daya saing di pasar global, ciptakan produk berbasis DNA yang berbasis kekayaan tradisi Indonesia kemudian dilakukan Inovasi sehingga produk kita benar-benar “Unique, Meaningful & Authentic”

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Bumbu Masakan Tradisi Indonesia”