Rima Sjoekri dalam “Senirasa” menyebutkan ada tiga bumbu dasar masakan Indonesia, yaitu bumbu dasar merah, bumbu dasar putih dan bumbu dasar kuning.
Bumbu dasar merah terbuat dari cabai merah, bawang merah dan bawang putih yang dihaluskan. Bumbu dasar putih terbuat dari kemiri, bawang merah dan bawang putih yang dihaluskan dan pada beberapa resep dipadukan dengan lengkuas. Bumbu dasar kuning terbuat dari kunyit, bawang merah dan bawang putih yang dihaluskan.

Bumbu dasar ini akan semakin istimewa jika menggunakan bawang merah lokal yang menjadi kekayaan Indonesia, antara lain varietas Bima Brebes, varietas Medan, varietas Kling dan varietas Maja Cipanas.
Varietas Bima Brebes berasal dari daerah lokal Brebes. Varietas ini memiliki umur tanaman 60 hari setelah tanam dengan warna umbi merah muda dengan tingkat produksi umbi 9,9 ton/ha. Varietas ini cocok dibudidaya pada dataran rendah.
Varietas Medan berasal dari lokal Samosir Varietas ini memiliki umur tanaman sampai panen adalah 70 hari dengan warna umbi merah dengan tingkat produksi umbi kering 7,4 ton per hektar. Varietas ini cocok dibudidaya pada rendah dan dataran tinggi.
Varietas Kling berasal dari lokal Maja. Varietas ini memiliki umur tanaman sampai panen pada umur 70 hari dengan warna umbi merah muda dengan tingkat produksi umbi 7,9 ton per hektar umbi kering. Varietas ini cocok dibudidaya pada dataran rendah.
Varietas Maja Cipanas berasal dari lokal Cipanas. Varietas ini memiliki umur tanaman sampai panen mencapai umur 60 hari dengan umbi bulat berwarna merah tua dengna tingkat produksi umbi kering 10.9 ton/ha. Varietas ini cocok dibudidaya pada rendah dan dataran tinggi.
Keberagaman bawang lokal ini dapat menciptakan Komunal Brand dengan memanfaatkan potensi yang berbasis Indikasi Geografis, sehingga dapat membentuk pelanggan yang setia (Brand Loyalty) dan sekaligus menghasilkan “Tribes Evangelist” yang akan membela produk-produk kuliner UMKM.
Kekayaan bahan baku lokal yang dipadukan dengan melakukan kreasi terhadap bumbu dasar khas Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi (kreatif). Hal ini yang selalu diingatkan Pak Bi kepada pelaku UMKM untuk memadukan inovasi dan Kearifan Lokal dan Kultur Budaya untuk menciptakan DNA untuk Produk UMKM, sehingga tercipta Produk yang Authentic, Relevant dan Meaningful.


Ini saatnya INDONESIA “Membumbui Dunia dengan BUMBU KHAS INDONESIA ”