“ Value Driven; Healthy Life Style; Authentic and Ethnic; Urban Convenience; Consumer Activist; and Technology”
Ini adalah kata-kata yang meluncur dari penjelasan Pak Budi Isman tentang perubahan perilaku konsumen yang sedang terjad pada Industri Makanan, yang disampaikan pada Event “Indonesia Spicing the World” pada tanggal 24 Agustus 2019 di Gedung Smesco, Jakarta.
Pak Budi Isman menekankan bagi pelaku usaha hal yang perlu diperhatikan adalah
(1). perubahan perilaku konsumen;
(2). faktor lokalitas (being local);
(3). menjadi expert & specialist;
(4). keterbukaan (transparency) dan asal usulyang jelas (traceable);
(5). peranan big data dan technology;
(6). Price/value.
Javara yang didirikan Helianti Hilman merupakan contoh yang relevan dengan penjelasan pak Budi Isman, bagaimana produk yang “being local, transparency, traceable”
Inilah salah satu keunggulan Indonesia yang memiliki keberagaman kekayaan sumber daya alam dan budaya. Kekayaan ini bisa dilacak asal usul yang jelas (traceable) melalui Indikasi Geografis.
Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan. (Sumber : https://dgip.go.id/pengenalan-indikasi-geografis)
Saat ini terdapat 94 Indikasi Geografis yang terdaftar di DJKI (Sumber : https://dgip.go.id/berita-resmi-indikasi-geografis) yang berpotensi dikembangkan menjadi komunal Brand maupun City Brand.
Pak Bi mensyaratkan “Indikasi Geografis” menjadi hal penting dalam membangun Komunal Brand, yang cara pemanfaatkan “Indikasi Geografis” sebagai Add Value dibahas tuntas pada “Workshop Cross Branding”, bagaimana mengelola dua buah value untuk menciptakan Trust (Kepercayaan) dan Reputasi.
Namun sayangnya, belum banyak pihak yang mengoptimalkan pemanfaatan Indikasi Geografis ini baik sebagai Komunal Brand maupun City Brand
Saat perekonomian Indonesia menuju resesi, dan banyak pelaku usaha mengalami kehilangan pembeli, ini saatnya membangun produk brand yang mampu menggerakkan masyarakat untuk membelinya karena merasa produk tersebut menjadi bagian dari “jati diri” konsumen.
Ini saatnya UMKM membangun Produk Brand berbasis Indikasi Geografis yang “local, transparency, & traceable” dan MEMBUMBUI DUNIA dengan Cita Rasa INDONESIA.