Kategori
Artikel

TANPA “YANG + …”, SIAP-SIAP TENGGELAM!

indonesiaspicingtheworld.com  Bayangkan kamu berdiri di pasar yang isinya ratusan pedagang menjual hal serupa. Semua teriak, semua menawarkan harga termurah. Dalam konteks branding, tanpa positioning yang jelas, brand-mu akan tenggelam dalam kebisingan itu. Brand positi

oning adalah cara menentukan di mana posisi brand-mu dalam pikiran konsumen. Seperti kata Jack Trout dan Al Ries, positioning bukan tentang produkmu, tapi tentang persepsi di benak orang. Pertanyaannya adalah: kamu ingin dikenal sebagai apa? Yang tercepat? Yang paling peduli? Yang paling inovatif? Tanpa jawaban jelas, kamu hanya akan jadi “satu dari sekian banyak”, bukan “satu-satunya”.

Setiap konsumen punya “laci-laci” di otaknya untuk mengklasifikasi brand. Kalau kamu ingin bisnismu mudah diingat, bisnismu harus mengisi salah satu laci itu—dengan identitas yang kuat dan berbeda dari yang lain. Marty Neumeier menyebut ini sebagai “differentiate or die”. Artinya, kalau kamu nggak punya nilai unik, kamu akan dilupakan. Di sinilah positioning bekerja: mencari celah yang belum dihuni kompetitor dan menetap di sana. Misalnya, saat semua restoran cepat saji bicara soal kecepatan, J.CO muncul dengan positioning “affordable indulgence”—tempat nongkrong dengan harga ramah, tapi rasa dan ambience premium.

Menurut Pak Bi @subiakto, brand positioning bukan cuma strategi komunikasi. Ia adalah hasil dari BRAND DNA + CORE VALUE + ADDED VALUE. BRAND DNA menjawab siapa kamu sebenarnya, akar identitasmu. CORE VALUE adalah prinsip yang kamu pegang teguh—misalnya kejujuran, inovasi, atau empati. Lalu ADDED VALUE adalah hal ekstra yang kamu berikan dan bikin konsumen merasa: “Ini beda.” Kalau ketiganya selaras, positioning-mu nggak cuma akan terasa kuat, tapi juga otentik dan konsisten. Pak Bi sering bilang, “Orang percaya bukan karena kamu bilang ‘aku hebat’, tapi karena mereka merasakan nilaimu dari awal sampai akhir.” Dan inilah kunci agar brand kamu bukan cuma dibeli, tapi diingat dan dicintai.

 

Penulis: Nungki Mayangwangi

@mayangwangi