Pada Senin-Selasa, 19-20 September 2022, Workshop Offline Eksklusif Bisa Bikin Brand batch ke-dua telah sukses diadakan di Ramayana Terrace (Pelataran Ramayana) Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat lalu dilanjutkan dengan sesi pendampingan dan konsultasi oleh Pak Bi dan Dion Subiakto pada hari Rabu, 21 September di kantor Rumah UKM.
Di hari pertama workshop, peserta mempelajari Bisnis Jaman Now, yang berkaitan erat dengan pinball marketing, yang disampaikan oleh Dion, dilanjutkan materi Branding Marketing Selling (BMS) 1.0-4.0 yang menyiapkan UKM untuk bisa beradaptasi dengan era Marketing 4.0 oleh Pak Bi. Materi terakhir di hari pertama adalah Konsumen Jaman Now oleh Dion, yang menganalisis karakter konsumen dari berbagai generasi mulai dari Baby Boomers hingga Generasi Alpha.
Di hari kedua, Pak Bi dan Dion melanjutkan materi dari hari pertama sebelum akhirnya masuk ke 15 Langkah Magnet Branding, di mana pemateri mengulas tuntas apa saja yang dibutuhkan oleh sebuah brand dari Product Insight sampai Brand Experience.
Pengalaman mengikuti workshop offline eksklusif Bisa Bikin Brand diikuti oleh beberapa peserta yang belum pernah mengikuti workshop Pak Bi sebelumnya maupun yang suda mengikuti secara online. Tim Bisa Bikin Brand bertanya kepada 13 peserta tentang apa yang mereka dapatkan selama dua atau tiga hari mengikuti workshop.
Jenny, pemilik brand ODIVA Denim + Dailywear dari Jakarta, mengatakan kalau semua UKM yang ingin membangun brand harus mengikuti workshop Bisa Bikin Brand karena ini adalah yang terbaik.
“Workshopnya keren banet, bahkan aku sendiri pernah mengikuti workshop di luar negeri. Tapi workshop ini jauh lebih berbobot, dan menurut aku ini keren, keren, keren banget!” kata Jenny.
Triputra yang saat ini bekerja di sebuah perusahaan BUMN dari Jakarta, mengikuti workshop offline eksklusif Bisa Bikin Brand karena ia ingin membuat brandnya sendiri. Ia ingin mempelajari bagaimana cara memulai brand yang benar agar nanti end-nya bagus, yaitu bisa berkelanjutan dalam jangka waktu panjang sebagai investasinya ketika kelak pensiun dari pekerjaannya.
“Saya ikut [workshop] ini agar saya tahu benar bagaimana apa brand itu, jadi bukan brand yang seperti saya pikirkan sebelumnya atau yang dipikirkan secara awam. Ini bagus sekali, dan workshop offline ini benar-benar saya tunggu karena interaktif, bisa bertanya, dapat jawaban, bahkan saya sambil makan bisa tanya-tanya juga dengan Pak Bi, Mas Dion, Mbak Sati, serta Bu Dwita dan kawan-kawan lain. Terakhir, saya juga dapat networking dengan kawan-kawan baru yang nanti insya Allah bisa berkolaborasi,” jelas Triputra.
Kartika, seorang developer dari Banjarmasin, pernah mengikuti workshop online Magnet Branding dan Personal Branding, dan ia merasa belum “pakem” kalau belum mengikuti workshop offline.
“Harapannya setelah ikut yang offline, bisa ketemu Pak Bi langsung, bisa membuka sesuatu yang belum pernah terbuka di pikiran,” ujar Kartika.
Sandi dari brand Unionlabs di Surabaya mengatakan kalau ini adalah pertama kalinya ia mengikuti workshopnya Pak Bi.
“Buat saya di hari pertama cukup bagus, dan ternyata di hari kedua lebih bagus, materi-materi yang kita dapat lengkap sekali untuk bagaimana kita membuat brand untuk industri atau usaha kita. Saya support terus Pak Bi, untuk industri atau UKM-UKM lain pun juga bisa ikut, jadi ini workshop spesial buat kalian yang bikin brand,” kata Sandi.
Teddy dari brand Krisbar yang datang dari Bandung jadi lebih memahami pentingnya brand untuk bisnis.
“Setelah mengikuti workshopnya Pak Bi jadi lebih mengerti soal brand dan DNA-nya yang sangat penting buat bisnis. Ke depannya buat Pak Bi, semoga berhasil memajukan brand-brand Indonesia biar bisa go global,” ujar Teddy.
Hafidz dan Muadzin dari Forest Beverage Solutions di Jakarta mengaku kalau setelah mengikuti workshop BBB, mereka akan lebih fokus membangun brand, tidak hanya membangun bisnis.
“Salah satu poin yang disampaikan Pak Bi adalah tentang Pak Budi Isman saat ia menjual Sari Husada ternyata yang berkembang empat kali lipat adalah brandnya, sedangkan aset fisiknya bertambah sedikit. Jadi, kami akan lebih fokus membangun tangible asset brand kami, jadi tidak hanya berfokus di pengembangan bisnisnya saja,” kata Muazin menjelaskan.
Datang dari Bandung, Erwin mewakili PT Internal Tekstil Grup yang memproduksi sprei dan bedcover mengatakan banyak sekali ilmu yang didapat dari workshop BBB yang akan diaplikasikan di perusahaannya.
“Saya mengikuti seminar dalam dua hari ini, penjelasan dari Pak Bi cukup baik, cukup jelas, sehingga banyak sekali wawasan yang bisa saya terima. Banyak hal yang bisa menjadi perbaikan buat perusahaan kami,” ujar Erwin.
Eko Koesno dari Balikpapan, memiliki beberapa brand seperti M2 Travel, M2 Adventure Park, dan bengkel motor Harley-Davidson bernama Teras Motor.
“Yang bikin nyesel, saya bikin [usaha] saya semua, belum kenal dengan orang sehebat Pak Bi. Alhamdulillah, sekarang ketemu namanya Pak Bi, dan belajar lagi sehingga bisa ngetrack kembali bisnis sehingga bisa optimal. Nyesel nggak ikut dari dulu,” kata Eko.
Heri dari Bekasi memiliki sebuah brand skincare khusus untuk didistribusikan ke dokter-dokter yang sudah berdiri sekitar 10 tahun.
“Luar biasa keren, saya jadi tahu bagaimana harus membangun brand, brand positioning, akan kita coba aplikasikan di brand kita. Mudah-mudahan banyak ilmu yang bermanfaat,” ujar Heri.
Devina, Linda, dan Anggi sangat antusias dalam mengikuti workshop BBB karena mereka mendapatkan ilmu branding yang dapat diterapkan di lini usaha masing-masing.
“Aku seneng banget bisa ikut workshop BBB oleh Pak Subiakto karena dari saya yang nggak ngerti gimana caranya bisa bikin brand, akhirnya bisa belajar banyak di sini. Dan pasti bisa bikin brand saya lebih terkenal lagi,” kata Devina Trixie dari Bakso Keju Green Ville.
“Saya juga seneng banget acaranya Pak Bi ini, dari sini saya bisa belajar bagaimana caranya membuat strategi branding yang tepat untuk korporat,” kata Linda dari Surveyor Indonesia.
“Banyak banget insight dari Pak Bi, dan banyak hal-hal yang kayaknya tuh kecil tapi sebenarnya meaningful,” kata Anggi dari PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung.
Apakah teman-teman UKM juga nggak mau ketinggalan ilmu branding untuk menghadapi era Marketing 4.0? Pantengin terus akun Instagram @Subiakto dan @indonesiabisabikinbrand untuk batch workshop offline eksklusif BBB selanjutnya!
Penulis: Nadia VH