Categories
Artikel

TETAP OPTIMIS MESKIPUN COVID TAK HILANG

Peringatan 3 tahun “Indonesia Spicing the World” bertepatan saat ekonomi Indonesia sedang mengalami pemulihan setelah mengalami resesi selama empat triwulan sejak triwulan Q2 2020. Perekonomian Indonesia pada triwulan II 2021 mencatat pertumbuhan positif  sebesar 7,07% (yoy) yang  setelah mengalami resesi ekonomi selama empat triwulan sejak Q2 2020, pemulihan ini karena kinerja positif seluruh komponen permintaan dan lapangan usaha.

Dari sisi permintaan, pemulihan didorong oleh peningkatan ekspor, konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi Pemerintah. Dari sisi lapangan usaha, seluruh lapangan usaha mencatatkan pertumbuhan positif, terutama didorong  Industri Pengolahan, Perdagangan, Transportasi dan Pergudangan, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. (Sumber: www.bi.go.id)

Pemulihan ekonomi ini memberikan optimisme bagi pelaku usaha dan masyarakat bahwa Indonesia dapat segera bangkit dan tumbuh untuk menjadi negara dengan pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan. Meskipun pelaku usaha optimis melihat perekonomian Indonesia, namun masih mewaspadai pandemi Covid 19 yang belum sepenuhnya teratasi, bahkan harus berhadapan dengan “Second Wave” Covid 19 dengan hadirnya varian Delta. Oleh sebab itu, pelaku usaha harus mampu merencanakan strategi dan cara yang tepat untuk mengelola bisnis di masa pemulihan ekonomi yang dibayang-bayangi ‘second wave’ pandemi Covid 19.

Schumpeter (1934) menyebutkan dari lima faktor yang mempengaruhi perubahan ekonomi, yaitu: (1) peningkatan modal, (2) peningkatan populasi penduduk, (3) perubahan  selera konsumen, (3) perubahan metode dan proses produksi dan (5) perubahan organisasi yang produktif. Dari kelima faktor tersebut,

Schumpeter  menilai bahwa perubahan ekonomi secara kualitatif terjadi melalui perubahan metode dan proses produksi, perubahan organisasi dan perubahan selera konsumen. Ketiga faktor inilah yang penting yang menjadi perhatian pelaku usaha dalam menjalankan bisnis yang sustainable dan profitable di masa pemulihan ekonomi.

Pada peringatan 3 tahun “Indonesia Spicing the World” menghadirkan Yuswohady sebagai pembicara dengan materi  “New Hope in the Second Wave” yang berisi insight strategi dan cara mengelola bisnis dan perilaku konsumen setelah munculnya pandemi Covid 19.

Hal pertama pelaku usaha harus mampu beradapsi terhadap perubahan makro, yaitu (1) Hygiene, (2) Low Touch, (3) Low Mobility dan (4) Less Crowd. Cara menjalankan bisnis harus mengikuti keempat prinsip tersebut agar bisnis sustainable dan profitable. Hal kedua, pelaku usaha harus mampu memanfaatkan peluang dengan adanya perubahan perilaku konsumen, yaitu (1) Stay at home lifestyle, (2) Back to Bottom of the Pyramide, (3) Go Virtual dan (4) Empathy Society.  Pelaku usaha yang mampu menciptakan value terhadap perubahan perilaku konsumen ini membuka peluang untuk menciptakan new market category sehingga menjadi “Yang Pertama dan Satu-Satunya.”

Materi Yuswohady lengkapnya dapat disaksikan melalui link berikut ini.

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

Silahkan subscribe channel Pak Bi untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.