Categories
Artikel

MENJUAL PRODUK LEBIH MAHAL?

UMKM memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. UMKM berkontribusi terhadap penciptaan lapangan pekerjaan sebesar 97% (116,97 juta orang), pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07%, dan penciptaan modal tetap/investasi sebesar 60,42%. (Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM 2020-2024). Situasi ini mendorong Kementerian Koperasi dan UKM mencanangkan gerakan “Satu Juta Usaha UMKM Naik Kelas”.

Adanya “semangat UMKM Naik kelas”, mendorong kesadaran pelaku UMKM terhadap Merek dan kemasan. Hal ini terlihat dengan meningkatkan jumlah pendaftaran merek dari 46.298 (2015) menjadi 76.347  (2020). Selain itu, kita dengan mudah melihat berbagai kemasan yang menarik dari berbagai produk UMKM. Namun, sayangnya sebagian besar pelaku UMKM masih menjual produk dengan harga murah.

Padahal, UMKM dapat meningkatkan harga jual produk dengan menciptakan value sebagai pembeda untuk memberi nilai tambah pada produk mereka. Michael Porter (1985) mengungkapkan pelaku usaha dapat menerapkan strategi focus yang berorientasi pada segmentasi pasar. Pelaku usaha berkonsentrasi pada niche market yang tidak dilayani pesaing sehingga mereka dapat menjual produk premium dengan harga tinggi dengan kualitas tinggi kepada sejumlah kecil pelanggan. Strategi ini membuat pelaku usaha masuk pasar monopolistik, menjadi satu-satunya.

Lebih lanjut,  Krugman dan Well (2005) mengemukakan pada pasar yang monopolistik, pelaku UMKM bisa memperoleh quantity effect. Quantitity effect memperlihatkan pengaruh peningkatan penjualan akan meningkatkan pendapatan (revenue).  Sedangkan, semakin banyak pesaing akan mendorong ke arah price effectPrice effect memperlihatkan peningkatan pendapatan dengan menurunkan harga. Namun, secara menyeluruh price effect menunjukkan arah penurunan pendapatan (revenue).

Pada quantity effect, konsumen tidak mempermasalahkan harga sehingga berapa pun harga yang ditetapkan akan dibeli konsumen. Pak Bi membagi tips cara mengetahui konsumen sensitif harga atau mengutamakan value produk dengan mengamati perilaku konsumen saat melihat menu. Mata konsumen fokus ke kiri atau ke kanan ?

Nah, kabar baiknya ada aja konsumen yang mengutamakan value produk sehingga harga tidak menjadi masalah. Ini menjadi peluang bagi pelaku UMKM untuk membuat harga jual yang lebih mahal. Syaratnya cuma satu saja, “punya value”

Bagi pelaku UMKM yang tertarik menemukan value produk yang relevan dengan konsumen, bisa mengikuti Workshop “Bisa Bikin Brand” (offline) dan Workshop “Magnet Branding” (online)

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Made in Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

Silakan subcribe channel Youtube pak Subiakto di  Subiakto.Official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.

Penulis: JF Sebayang

@jfsebayang