Categories
Artikel

MEMBANGUN BRAND LEWAT SENSASI DAN RASA

indonesiaspicingtheworld.comPengalaman pelanggan dan customer journey dari waktu ke waktu semakin penting bagi keberlanjutan bisnis. Situasi ini terjadi seiring dengan semakin mudahnya konsumen  berinteraksi dengan brand melalui berbagai ‘touch point’ di berbagai saluran dan media.

 

Isu pengalaman pelanggan, berawal dari Abbott (1955) yang mengangkat gagasan bahwa “yang sebenarnya diinginkan konsumen, bukanlah produk tapi pengalaman yang memuaskan”. Semenjak itu, pengalaman pelanggan menjadi perhatian akademisi dan praktisi untuk membangun brand yang kuat.

 

Menurut Brakus et al. (2009), “Brand Experience” adalah respons konsumen terhadap stimulus yang berkaitan dengan brand, yang mencakup kognisi, sensasi, perasaan, dan perilaku yang muncul saat berinteraksi dengan sebuah brand. Misalnya desain, identitas (nama, logo, signage), kemasan, komunikasi pemasaran (iklan, brosur, situs web), dan suasana tempat penjualan (toko, acara).

 

Setiap interaksi dengan merek akan memicu rangsangan multi-indera, seperti aroma, rasa, suara, visual, dan sentuhan, yang secara keseluruhan akan menciptakan nilai dan citra yang kuat bagi konsumen.

 

Meskipun pengalaman sensorik konsumen seringkali melibatkan lebih dari satu indera. Namun, adakalanya satu indera yang mendominasi, misalnya aroma yang dapat meningkatkan memori merek (Morrin & Ratneshwar, 2003),

 

Oleh sebab itu, “sensory marketing” merupakan pendekatan untuk menciptakan “multi-sensory brand experience” yang memanfaatkan sensor, sensasi, dan ekspresi sensorik untuk membangun identitas dan nilai yang kuat dalam ingatan konsumen (Hultén, 2011). Tiap panca indera memberikan kontribusi unik untuk menciptakan sensasi dan ekspresi yang membentuk citra merek. Misalnya, indera penglihatan dan penciuman memainkan peran penting dalam menilai perbedaan produk melalui visual, warna, grafis, dan aroma.

 

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Pak Bi dalam “Kitab Bisa Bikin Brand” bahwa  pengalaman dapat diciptakan dengan menerapkan strategi “Sensory Marketing”. Restoran Jepang yang merupakan contoh bisnis yang menerapkan sensory marketing dengan baik. Mulai dari interior, ornamen hingga suara di dalam restorannya (Subiakto, 2023).

 

Bagaimana cara membuat produk multi-sensorik yang dapat membangkitkan pengalaman pelanggan? Jawabannya ada di workshop “Bisa Bikin Brand” tanggal  23-24 Juli 2024. Info pendaftaran di biolink @subiakto

 

 

 

 

Bagi yang berminat untuk mendapatkan inspirasi dan insight membangun bisnis yang sustainable dan profitable bisa langsung ke website subiakto.com dan rumahukm.com  serta  subscribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official.

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Produk Lokal Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

 

Penulis: JF Sebayang

@jfsebayang