Categories
Artikel

LEBIH JAUH TENTANG BRAND STORYTELLING

Tahukah kamu, idealnya setiap bisnis punya gaya berkomunikasi sesuai personality masing-masing? Yes, every brand has their own voice, tone, and style in both their spoken and written communication. Cara berkomunikasi yang unik ini menekankan tentang gayamu berbicara dengan audiensmu, dimana tentu saja akan berdampak ke pandangan/persepsi mereka tentang bisnismu. Seperti yang pernah dijelaskan di postingan lama Instagram @mayangwangi, ada yang namanya tone of voice. Tone of voice ini menjelaskan tentang bagaimana personality-mu dan apa value-mu ke audiens. Dan ini jadi salah satu strategi branding dan marketing yang nggak boleh terlupakan.

 

Tone of voice yang khas akan memudahkan audiens mengenali bisnismu di antara kompetitor-kompetitormu. Nggak jarang tone of voice yang sukses juga bisa bikin suatu brand jadi top of mind di benak konsumen. Tapi kamu tau nggak sih perbedaan mendasar antara yang disebut voice, tone, dan style dalam brand storytelling?

 

Voice

Voice ini mengacu ke personality, irama, kosa kata yang dipakai saat kamu berkomunikasi dengan audiens. Saat membuat konten tulisan atau audio, jangan lupa kalo setiap detail dari cara kamu berkomunikasi akan berpengaruh terhadap cara audiens memandangmu. Contohnya, kamu sebaiknya menghindari bahasa terlalu teknis karena nggak semua audiens ngerti. Sesuaikan dengan siapa target audiens yang kamu tuju.

 

Tone

Ini disebut juga dengan tone of voice, sifatnya lebih emosional. Tone of voice ini adalah tentang bagaimana kamu mengekspresikan voice dalam konteks/situasi tertentu, cara berekspresi dan mengemukakan ide. Kalo dalam bahasa tulis, kamu mesti cerdas menggunakan tanda baca yang tepat sehingga audiens yang membaca tulisanmu akan merasakan seakan sedang mendengar kamu bicara. Naik-turunnya emosi terasa lewat “intonasi” tulisanmu.

 

Kamu bisa pilih gayamu:

Lucu atau serius

Formal atau casual

Penuh basa-basi atau straight to the point

Lembut atau blak-blakan

 

Style

Nah, ini elemen terakhir yang mesti dipahami dari brand storytelling. Style ini mengacu ke seperti apa tulisanmu, sudah tepatkan grammar-nya, kapitalisasi hurufnya, kosakatanya, dan lain sebagainya. Caramu menulis akan merefleksikan kredibilitasmu sebagai sebuah brand. Ini sebetulnya mencakup keseluruhan gaya tulisan yang akan menempel di benak audiens.

 

Masih susah membedakannya? Jangan khawatir, yang terpenting adalah prakteknya. Untuk tau tone of voice yang tepat buat bisnismu, selalu awali dengan konsisten membuat konten dan sesuaikan dengan siapa audiensmu.

Jangan lupa ikut Workshop Online BBB “Magnet Branding” di 27,28 Februari – 1 Maret ini karena ada banyak rumus sakti tentang branding yang bakal Pak Bi kasih buat kamu! Belajar lebih jelas tentang brand langsung dari Pak Bi @subiakto, yuk!

 

Penulis: Nungki Mayangwangi

@mayangwangi