“For Most of Their History Spices Spoke Unequivocally of Taste, Distinction, and Wealth (Jack Turner, 2015)”
Pada masa kekaisaran Romawi, meja makan merupakan salah satu panggung yang efektif untuk memamerkan citarasa dan kebebasan yang tinggi. Sebuah hidangan melambangkan kekayaan dan kemurahan hati sang tuan rumah. Rempah-rempah yang mahal dan eksotis memberi kesan baik kepada tamu bagaikan hadiah dari Tuhan (Jack Turner, 2005)
Pemerintah telah menetapkan 11 Desember menjadi Hari Rempah Nasional, sebagai even “Membangkitkan Kembali Kejayaan Rempah Nusantara” sehingga rempah kembali menjadi menjadi produk mewah dan eksotis yang memenuhi meja makan sebagai bumbu masakan.
Indrakarona Ketaren menyampaikan Indonesia memiliki potensi untuk mengekspor bumbu masakan yang terbuat dari rempah-rempah yang ada di Indonesia. Mengekspor bumbu masakan membuat masyarakat luar negeri memasak sendiri masakan Indonesia dengan menggunakan bumbu-bumbu yang berasal dari Indonesia lengkap dengan cara mengolah dan memasaknya. (Rubrik Dialog “Diplomasi Gastro Indonesia” yang termuat dalam Prisma Volume 40,2021).
Kekayaan bahan baku lokal yang dipadukan dengan melakukan kreasi terhadap bumbu dasar khas Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi (kreatif). Hal ini yang selalu diingatkan pak Bi kepada pelaku UMKM untuk memadukan inovasi dan Kearifan Lokal dan Kultur Budaya untuk menciptakan DNA untuk Produk UMKM, sehingga tercipta Produk yang Authentic, Relevant dan Meaningful.

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Bumbu Masakan Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silakan subscribe channel YouTube Pak Bi untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.