Loyalitas dan kepercayaan merupakan hal penting dalam hubungan antar manusia. Menariknya loyalitas dan kepercayaan juga berlaku pada Brand. Bagi pemasar, loyalitas merupakan faktor yang sangat penting, karena dapat mengurangi biaya pemasaran.“Retaining a loyal customer is far cheaper than trying to convert new buyers.” (Dooley, 2012).
Kondisi ini yang mendorong pemasar melakukan berbagai riset untuk mencari jawaban mengapa konsumen membeli sebuah produk. Saat Profesor dari Universitas Harvard Zaltman dan Kosslyn mengajukan paten neuroimaging yang digunakan sebagai alat pemasaran, maka muncullah istilah neuromarketing (Zaltman, 2003). Lebih lanjut, pendekatan neuromarketing menjadi metode penelitian futuristik yang menggunakan alat pemindaian otak berteknologi tinggi untuk menganalisis dan memahami reaksi konsumen terhadap desain produk, kemasan, iklan, harga dan elemen pemasaran lainnya (Lee et al., 2007).
Beberapa studi menunjukan adanya peran prefrontal cortex membangun preferensi brand dan brand loyalty (Plassman et al., 2007). Studi yang dilakukan Esch et al., (2012) menemukan hubungan antara brand knowledge dan pembelian saat ini dan masa depan. Pembelian saat ini karena adanya pengaruh langsung daru brand image dan pengaruh tidak langsung dari brand awareness. Sedangkan, pembelian di masa depan karena pengaruh kombinasi antara brand knowledge dan brand satisfaction.
Temuan ini memperlihatkan hubungan antara konsumen dan Brand lebih atas dasar perasaan dan kepercayaan. Studi Fisher et al., (2010) menemukan konsumen lebih menggunakan emosi yang dialami daripada informasi yang diperoleh untuk menilai sebuah Brand. Oleh karena itu, brand experiences menjadi penentu utama brand equity. Lebih lanjut, studi neuroscience menemukan pengaruh hormon oxytocin terkait dengan kepercayaan dalam pengambilan keputusan sosial. Temuan ini memperlihatkan adanya hubungan antara hormon oxytocin dengan Brand.
Pak Bi menyadari begitu majunya perkembangan ilmu berkaitan dengan marketing dan branding, maka Pak Bi memasukkan pendekatan Neuroscience dalam materi “Bisa Bikin Brand”. Masuknya materi Neuroscience agar pelaku usaha dan pemasar bisa tetap relevan dengan situasi kekinian yang semakin kompetitif. Pada persaingan yang sangat kompetitif, pilihan bagi pelaku usaha bagaimana menciptakan first impression yang menciptakan trust.

Bagi pelaku UMKM yang tertarik membangun Brand dan menciptakan TRUST pada FIRST IMPRESSION, bisa segera bergabung di Workshop Offline Eksklusif “Bisa Bikin Brand” tanggal 19-20 September 2022.
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Made in Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silakan subcribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto.Official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.
Penulis: JF Sebayang