Categories
Artikel

BRAND DARI SUDUT PANDANG KONSUMEN

indonesiaspicingtheworld.comStudi Temi Abimbola pada 2001 merupakan tonggak sejarah penerapan manajemen brand pada Usaha Kecil Menengah (UKM).  Abimbola menemukan UKM memiliki daya cipta, inovasi, dan bakat kreatif untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui branding.

 

Sejak itu, minat terhadap manajemen brand pada UKM meningkat. Misalnya, Spence & Essoussi (2010), yang menekankan pentingnya nilai-nilai pemilik bisnis dalam membangun asosiasi brand. Selain itu, UKM dapat menguatkan brand dengan menciptakan asosiasi brand melalui nilai-nilai fungsional (memecahkan masalah konsumen), simbolik (memenuhi kebutuhan status atau afiliasi kelompok), dan asosiasi dengan country-origin sebagai elemen pendukung.

 

Selanjutnya, manajemen brand terus berkembang mengarah fokus pada persepsi konsumen terhadap brand. Studi Schmitt (2012) menemukan bahwa keterlibatan konsumen terkait brand menjalani lima tahapan proses, yakni identifying, experiencing, integrating, signifying dan connecting.

 

  • Proses identifying terkait brand mencakup pencarian, pengumpulan, dan pengenalan terhadap merek, produk, dan keterkaitannya dengan merek lain. Konsumen fokus pada brand awareness, brand association, dan interaksi antar brand untuk mengenali brand secara mendalam
  • Proses experiencing terkait brand melibatkan persepsi sensorik, pengaruh emosional, dan partisipasi aktif konsumen. Pengalaman ini menciptakan reaksi emosional, dari suasana hati positif hingga pengalaman emosional yang mendalam, dan mendorong partisipasi aktif konsumen.
  • Proses integrating terkait brand melibatkan pengumpulan informasi tentang kualitas, inovasi, dan gaya hidup yang membentuk gambaran utuh tentang merek. Kemudian, konsumen akan mengintegrasikan merek dengan pribadi konsumen dan membentuk brand personality dan consumer-brand relationship.
  • Proses signifying merupakan “Brand as Signal” yang memberi makna kepada konsumen dan berfungsi sebagai tanda identitas pribadi. Selain itu, brand juga dapat menjadi ‘sinyal’ bagi konsumen mengekspresikan dari mereka lewat brand (Escalas, 2004).
  • Proses connecting melibatkan Brand Attitude, Brand Attachment, dan Brand Community. Konsumen berinteraksi dan membangun hubungan yang bermakna dengan merek dalam kehidupan sehari-hari mereka.

 

Lima proses keterlibatan konsumen terkait brand, sejalan dengn yang disampaikan Pak Bi bahwa  dari sudut pandang anda, Brand adalah identitas produk anda. Tapi, tidak dari sudut pandang konsumen.  Konsumen hanya membeli produk yang punya Makna bagi mereka.

 

Jadi, buatlah Brand dengan memberi ‘makna’ pada produk anda.

 

Lebih lanjut, untuk mendapatkan inspirasi dan insight membangun bisnis yang sustainable dan profitable bisa langsung ke website  subiakto.comindonesiaspicingtheworld.com dan rumahukm.com  serta  subscribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official.

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Produk Lokal Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

 

Penulis: JF Sebayang

@jfsebayang