Perkembangan teknologi dan penggunaan big data menyebabkan sebagian orang berpandangan periklanan hanya akan fokus pada mendorong transaksi dan mempromosikan penjualan (Jean-Marie Dru, 2019). Lebih jauh Jean-Marie Dru (2019) mengungkapkan sejumlah analis media mengkhawatirkan fenomena “hilangnya audiens secara progresif”, yang faktanya audiens tidak hilang tetapi mereka tersebar dan sulit dijangkau karena begitu banyaknya pilihan konten.
Kondisi ini menyebabkan iklan digital berbasis transaksi akan menyampaikan pesan secara spesifik ke target yang sempit. Meskipun pendekatan ini diperlukan di era digital ekonomi namun berpotensi menurunkan citra Brand secara keseluruhan. Oleh sebab itu, Lee Clow kerap mengatakan, “Big Ideas Win. Good Ads Don’t.” Pesan ini bukan mengkritik “iklan yang bagus”, namun sebuah dorongan untuk selalu mengaitkan Brand dengan ide-ide yang kuat. Clow menyebutkan dengan istilah “Big Brand Ideas” (Jean-Marie Dru, 2019).
Clow sangat menguasai cara merangkum satu dua kata yang menjadi esensi sebuah Brand, misalnya “Think Different” (Apple), “Shift” (Nissan), “Impossible Is Nothing” (Adidas) dan and “Dogs Rule” (Pedigree) yang merupakan dasar sebuah ide besar (Jean-Marie Dru, 2019). Lebih lanjut, Marc Pritchard menyebutnya “big ideas are the currency of our industry”.
Jean-Marie Dru menyebutkan dalam industri periklanan, situasi yang terbaik saat klien mengambil alih kepemilikan slogan iklan yang kami buat dan menggunakannya untuk perusahaan mereka. Misalnya Steve Jobs menekankan pentingnya “Think Different” kepada audiens retailer Apple, Erich Stamminger menyatakan “Impossible Is Nothing” di hadapan staff Adidas atau Carlos Ghosn menyebut “Shift” di beberapa pameran mobil Nissan yang diadakan di kota-kota dari Tokyo hingga Detroit (Jean-Marie Dru, 2019). Pak Bi juga menciptakan tagline “Satu Lagi dari Mayora” untuk memberikan value kepada Mayora yang berencana untuk melakukan Initial Public Offering (IPO).
Pak Bi di Workshop “Magnet Branding” menjelaskan sebuah tagline bukan sekedar kata indah, namun sebuah strategi yang dikemas dalam bentuk kata. Sebuah tagline mengandung DNA-Core Value-Positioning. Sebuah tagline mampu membuat “pesaing tidak relevan di benak konsumen”
Bagi pelaku usaha yang tertarik membangun Disruptive Brand, selain wajib mengikuti serial workshop “Branding Marketing Selling”, “Magnet Branding” dan “Brand Distruption” untuk menemukan value untuk produk, namun perlu melengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengaktivasi value yang telah ditemukan dengan menggunakan tagline yang tepat. Oleh sebab itu, workshop “SPowercopywriting” menjadi pilihan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan pelaku usaha untuk menciptakan konten untuk produk dan bisnis.
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Made in Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silakan subscribe channel YouTube Pak Bi untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.